RADARCIREBON.ID – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung terus menyempurnakan alat bantu untuk mendukung metode Irigasi Padi Hemat Air (IPHA).
Alat ini dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan petani, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, hingga penyiangan gulma.
Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, memamerkan prototipe alat tersebut di kantor BBWS, Jalan Pemuda, Kota Cirebon, Senin (26/5/2025).
Baca Juga:STMIK IKMI Cirebon Raih 18 Hibah Penelitian dan Pengabdian dari KemdiktisaintekAIO Store A.S.S Mall Hadirkan Horeca Exhibition Week 2025
“Progresnya baru sekitar 33 persen, dan masih terus kami kerjakan,” ujar Dwi kepada wartawan.
Ia menjelaskan, alat yang belum diberi nama tersebut menggunakan sumber daya listrik dan panel surya sebagai bahan bakar. Alat ini juga bisa diisi ulang (di-charge) jika dayanya habis.
“Kalau tidak ada kendala, proses perakitan ditargetkan selesai pada Juni mendatang dan akan langsung diuji coba pada bulan yang sama,” tambahnya.
Dwi menegaskan bahwa BBWS akan terus mensosialisasikan metode IPHA, terutama karena pada musim tanam kedua dan ketiga, ketersediaan air irigasi mulai terbatas. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai evaluasi agar hambatan-hambatan yang ada bisa diantisipasi lebih dini.
“Masalah utama biasanya konsistensi dalam budidaya, termasuk cara menanam, serta hambatan gulma yang tumbuh subur karena tidak ada genangan air,” jelasnya.
Metode IPHA bekerja dengan memaksimalkan pemanfaatan air irigasi sehingga bisa mengurangi biaya produksi dan sekaligus meningkatkan hasil pertanian.
Dwi menambahkan, keberhasilan penyebaran IPHA juga sangat bergantung pada teknik penanaman benih padi yang berbeda dengan metode konvensional.
Baca Juga:Road to 100 Tahun Spensa, Alumni Ikuti Seminar Perencanaan KeuanganDishub Kota Cirebon Akui PAD dari Parkir Tak Pernah Tercapai
“Benih harus ditanam secara dangkal dengan pola konfigurasi berbentuk ‘L’, bukan tegak lurus seperti biasanya,” jelas Dwi. (ade)