Tulisan yang Tak Terbaca: Krisis Berpikir pada Era Digital

Ilustrasi
Ilustrasi. Foto: Istimewa.
0 Komentar

Mahasiswa belajar menyimak uraian dosen. Memahami dengan pikiran kemudian dialihkan ke dalam bentuk tulisan sendiri. Pemilikan pikiran dengan memadukan antara pikiran sendiri dengan pikiran orang lain adalah kegiatan penambahan ilmu secara berproses melalui tahapan berpikir.

Belajar adalah proses bertahap yang berkelanjutan, terutama proses berpikir. Pada dasarnya perkuliahan adalah pertemuan pikiran. Para dosen menyampaikan pikiran-pikiran melalui bahasa lisan dan tulis. Mahasiswa menyimak pikiran-pikiran itu melalui suara yang didengarnya dan kalimat yang dibacanya.

Pertemuan pikiran itu hanya bisa berjalan jika pikiran bergerak memikirkan bidang yang sama. Proses pertemuan berpikir adalah kegiatan mandiri, yang tidak diketahui orang lain. Mahasiswa memusatkan pikiran untuk mencerna pikiran-pikiran dosen. Mungkin banyak mahasiswa yang mendapatkan pikiran banyak. Mungkin juga ada mahasiswa yang hanya mendapatkan pikiran terbatas dan mungkin juga ada mahasiswa yang tidak mendapatkan apa pun karena tidak mampu menemukan pikirannya dengan pikiran para dosennya.

Baca Juga:Penderita HIV/AIDS di Wilayah Puskesmas Munjul MeningkatBupati Serahkan Alsintan, Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Mempertemukan pikiran itu memerlukan persyaratan yang khusus. Kegiatan berpikir mahasiswa adalah unsur penting untuk menemukan jalan menuju kehidupan yang berkualitas. Kemalasan berpikir adalah kondisi yang berdampak pada ketidakmampuan melanjutkan kegiatan pascaberpikir.

Gerak batin pada perkuliahan lebih banyak daripada gerak lahir. Gerak batin (gerak pikir) adalah kegiatan dalam diam. Orang lain tidak dapat memeriksa kegiatan berpikir kita. Seharusnya kita asyik dengan sendirinya memahami bahasa lisan dosen, misalnya. Kita sibuk dengan diri untuk menemukan makna pada setiap ucapan orang bijak.

Saat Anna menjadi mahasiswa (1978) dipaksa mengikuti alur yang sangat panjang dan cukup melelahkan. Sebuah pendapat lahir dari rangkaian berpikir bertahap yang bersinggungan dengan pendapat orang lain. Para dosen mewajibkan membaca beberapa buku. Setiap buku harus dilaporkan butir-butir pentingnya. Anna harus menulis artikel berdasarkan buku wajib dan buku sunnah (mencari sendiri). Proses baca, mencatat bagian yang penting, memindahkan ke dalam bentuk makalah adalah proses pendewasaan yang menjadikan Anna menyadari kekurangannya.

Sebuah makalah adalah sebuah perjalanan yang panjang dan mempunyai ceritanya sendiri. Sebuah makalah paling tidak selesai dalam sebulan, tidak bisa kurang dari 30 hari. Semuanya dilakukan manual. Baca buku cetak berjam-jam di perpustakaan. Mencari buku membutuhkan waktu lama. Anna mengunjungi perpustakaan di kampus, di kantor DPRD, di masjid Salman, di British Council.

0 Komentar