Gunung Kuda, Saksi Kejayaan Kasultanan Cirebon yang Dihancurkan Secara Brutal

gunung kuda saksi kejayaan kesultanan cirebon
Gunung Kuda merupakan saksi sejarah kejayaan Kesultanan Cirebon. Foto: Yuda Sanjaya - radarcirebon.id
0 Komentar

Eksepedisi pasukan Cirebon itu dipimpin Pangeran Carbon atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Kejaksan. Putra Sunan Gunung Jati ini ditunjuk sebagai panglima perang.

Pangeran Kejaksan memang dikenal sebagai pemimpin muda yang pemberani. Dia juga ahli strategi, serta memiliki semangat dakwah yang kuat.

Sebelum penyerangan ke Rajagaluh dimulai, pasukan Cirebon melakukan persiapan di sebuah lokasi.Tempat ini sekarang dikenal dengan nama Gunung Kuda. Lokasinya di sekitar perbatasan Cirebon dan Majalengka.

Baca Juga:Agar Pengisian Bateri Lebih Optimal, 90 Persen Hyundai Ioniq 5 Diminta Update ICCUKopi Gunung Aci, Kopi dari Pedalaman Kabupaten Kuningan, Asamnya Lebih Berasa

Pemilihan lokasi tersebut karena posisinya yang tinggi dan strategis. Hal itu sangat memungkinkan pengintaian terhadap pertahanan Rajagaluh, sekaligus memberikan keunggulan taktis bagi pasukan Cirebon.

Bukan itu saja. Di Gunung Kuda pula, para ulama dan prajurit selalu melakukan tirakat. Mereka memohon pertolongan Allah untuk keberhasilan misi penaklukan itu.

Pertempuran pasukan Cirebon dan Rajagaluh berlangsung sengit dalam beberapa waktu. Pada akhirnya dimenangkan oleh pihak Cirebon. Rajagaluh pun jatuh di tangan Cirebon.

Runtuhnya Rajagaluh bukan hanya kemenangan perang, namun juga simbol berakhirnya dominasi kekuasaan lama dan bangkitnya kekuasaan Islam di wilayah tersebut.

Setelah penaklukan ini, wilayah Rajagaluh menjadi bagian dari Kesultanan Cirebon. Perlahan-lahan mereka menerima dakwah Islam secara terbuka.

Itu artinya, bagi masyarakat Cirebon, Gunung Kuda diingat sebagai tempat berkumpulnya pasukan wali. Sebagai simbol keberanian dan kekuatan, serta situs spiritual yang disakralkan hingga sekarang.

Lalu akankqh gunung yang memiliki makna simbolik, kecepatan, kekuatan, dan kejayaan ini hilang, rata dengan tanah? Apakah para penggali akan menghilangkan semangat jihad para prajurit dalam menjalankan misi dakwah?

Baca Juga:KDM: Rendahnya Investasi di Kawasan Rebana karena Minimnya Pembangunan InfrastrukturKDM: Rendahnya Investasi di Kawasan Rebana karena Minimnya Pembangunan Infrastruktur

Musibah Jumat lalu itu seolah mengingatkan kita semua agar Gunung Kuda yang sudah menjadi ikon budaya dan spiritual, akan tetap abadi, walau tidak utuh lagi seperti sedia kala.

Setidaknya generasi berikutnya masih bisa menyaksikan salah satu tempat di mana sejarah Cirebon menorehkan kejayaannya. Tentu jika ada larangan permanen penggalian di gunung tersebut.

0 Komentar