RADARCIREBON.ID – Musibah longsor galian C di Gunung Kuda, Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, menjadi sorotan khusus media Amerika Serikat (AS).
Salah satu media yang melakukan liputan khusus musibah yang menewaskan lebih dari 20 orang ini adalah The Washington Post.
Media dari ibukota Negeri Paman Sam tersebut, juga mengutip pernyataan Gubernur Jawa Barat yang akrab dipanggil Kang Dedi Mulyadi alias KDM.
Baca Juga:Kasus Covid 19 di Asia Naik, Indonesia Justru Turun, Para Ahli pun Ragu Agar Pengisian Bateri Lebih Optimal, 90 Persen Hyundai Ioniq 5 Diminta Update ICCU
Pada liputan khusus The Washington Post itu diberi judul: “Death toll rises to 17 in Indonesia quarry collapse as search continues”.
Media tersebut membuat judul ketika korban yang ditemukan tewas naik menjadi 17 orang. Pencarian korban lainnya pun, menurut media itu terus berlanjut.
Dalam liputannya, mengutip pernyataan para pejabat di Provinsi Jawa Barat yang mengatakan sedikitnya 17 orang tewas. Selain itu ada 8 orang yang masih belum ditemukan di reruntuhan batu galian C.
Para korban terjebak reruntuhan dalam puing-puing saat penggalian Gunung Kuda di Cirebon pada Jumat lalu.
Selain itu ada belasan orang yang selamat dan bisa diselamatkan para juru penyelamat. Diuraikannya, pada Sabtu sore, penyelamat telah mengambil 16 mayat.
“Salah seorang yang selamat tewas di rumah sakit,” kata Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni.
Sumarni mengatakan, para penyelamat masih mencari 8 orang yang diyakini masih terjebak di dalam longsoran galian C.
Baca Juga:Kopi Gunung Aci, Kopi dari Pedalaman Kabupaten Kuningan, Asamnya Lebih BerasaKDM: Rendahnya Investasi di Kawasan Rebana karena Minimnya Pembangunan Infrastruktur
“Operasi pencarian telah terhambat oleh cuaca buruk, tanah yang tidak stabil dan medan terjal ,” kata Sumarni.
Dia pun mengatakan penyebab runtuhnya masih diselidiki. Polisi telah memintai keterangan 6 orang, termasuk pemilik galian C.
Media itu juga mengutip laporan televisi lokal yang menunjukkan petugas darurat, bersama dengan polisi, tentara dan sukarelawan. Mereka menggali tebing batu kapur yang curam, didukung oleh 5 ekskavator, pada Sabtu pagi.
Media tersebut juga mengutip pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Di Instagram sosok yang akrab disapa KDM ini pernah mengunjungi lokasi itu sebelum menjadi gubernur.
Ketika itu KDM menganggap galian itu sangat berbahaya.”Itu tidak memenuhi elemen standar keselamatan bagi para pekerjanya ,” kata KDM.
KDM pun menambahkan bahwa saat itu dirinya tidak punya kapasitas untuk menghentikannya.