Bergkamp menempuh jarak sekitar 1.000km Amsterdam ke Milan dengan jalur darat. Aerophobia memang memaksa dia ogah terbang sepanjang hidupnya.
Sayang, karier Bergkamp di Inter tak semulus harapan. Dia sulit adaptasi dengan gaya bermain defensif pelatih Osvaldo Bagnoli.
Dia pun bermasalah dengan dua pemain di lini depan: Rubén Sosa dan Salvatore Schillaci. Performa Inter merosot hingga Bagnoli diganti Gianpiero Marini.
Baca Juga:Agar Pengisian Bateri Lebih Optimal, 90 Persen Hyundai Ioniq 5 Diminta Update ICCUKopi Gunung Aci, Kopi dari Pedalaman Kabupaten Kuningan, Asamnya Lebih Berasa
Tapi di Piala UEFA, Inter menjalani musim apik. Mengalahkan Austria Salzburg di final hingga jadi juara. Bergkamp menjadi topskor kompetisi dengan 8 gol.
Sialnya, keberuntungan tak lantas memihak Bergkamp. Kehadiran pelatih baru, Ottavio Bianchi, membuatnya semakin tenggelam.
Cedera dan kelelahan pasca-Piala Dunia 1994 membuat Bergkamp kian melempem. Dia cuma mencetak 5 gol dari 26 laga sepanjang musim.
Dia makin dikucilkan oleh pengemar dan media di Italia. Sikap introvert-nya juga memicu anggapan Bergkamp orang yang apatis dan enggan menyatu dengan tim.
Salah satu media Italia mengganti nama penghargaan yg diberikan kepada pemain dengan performa terburuk dalam sepekan: L’asino della settimana atau Keledai Pekan Ini menjadi “Bergkamp della settiman”.
Kritik tajam terus menghujani. Media Italia mulai semakin kejam kepada Bergkamp.
Musim Februari 1995, Massimo Moratti mengambil alih Inter dan berencana investasi besar-besaran untuk perubahan. Bergkamp tak masuk dalam rencana.
Baca Juga:KDM: Rendahnya Investasi di Kawasan Rebana karena Minimnya Pembangunan InfrastrukturKDM: Rendahnya Investasi di Kawasan Rebana karena Minimnya Pembangunan Infrastruktur
Tak lama setelah Inter menggaet Maurizio Ganz dari Atalanta, Bergkamp membulatkan tekad pergi dari Giuseppe Meazza.
“Pada akhir musim keduaku di Inter, Massimo Moratti berkata, ‘Akan ada perubahan, tolong tetap stay’. Saya memutuskan untuk tidak menunggu. Tapi, tidak ada perasaan buruk,” jelas Bergkamp kala itu.
Ya, Bergkamp terlanjur jengah dengan janji yang tidak ditepati Inter. Dia menyerah.
Gagal menaklukkan liga terbaik dunia, Bergkamp akhirnya pindah ke Arsenal dengan rekor transfer 7,5 juta Euro pada Juni 1995.
Bergkamp akhirnya menemukan kebahagiaannya kembali di Arsenal. Terlebih setelah Arsene Wenger datang setahun berikutnya. Bergkamp pun berjaya bersama klub tersebut.