Walikota Cirebon Tawarkan Pekerjaan Baru, Solusi Bila Galian C Argasunya Ditutup

galian C.
CURHAT: Siti Aminah dan Mimin mengadu kepada walikota mengenai nasib suami mereka yang kehilangan pekerjaan akibat penutupan tambang galian C. (FOTO: CECEP NACEPI/RADAR CIREBON)
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Setelah jajaran Forkopimda Kota Cirebon melakukan peninjauan langsung ke lokasi penambangan galian C di Argasunya, sejumlah istri para penambang mendatangi Walikota Cirebon, Effendi Edo, untuk menyampaikan keluhan dan meminta solusi.

Hal ini menyusul imbauan Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon agar aktivitas penambangan dihentikan.

Dua warga, Mimin dan Siti Aminah, mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai kondisi ekonomi keluarga yang terdampak.

Baca Juga:Kejagung Sebutkan Alasan Pemeriksaan Dirut Sritex Terkait Kasus Dugaan Korupsi Pemberian KreditRUPTL Terbaru Berpotensi Ciptakan 91 Persen Green Jobs 

Keduanya menyebut bahwa penghasilan keluarga selama ini sangat bergantung pada pekerjaan suami mereka sebagai penambang galian C secara manual.

“Kalau suami kami tidak bisa menambang lagi, kami ingin ada lapangan pekerjaan baru, Pak,” ujar Mimin kepada walikota.

Ia mengaku bahwa suaminya telah bekerja sebagai penambang selama puluhan tahun. Karena itu, larangan aktivitas galian C dari Pemkot membuatnya khawatir tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari anak-anaknya, termasuk uang jajan mereka.

“Sudah puluhan tahun kami mencari nafkah dari sini. Kami menambang secara manual. Sehari kadang dapat Rp100 ribu, kadang hanya Rp50 ribu. Kalau tambang ditutup, kami minta solusi pekerjaan yang lain,” jelas Mimin.

Walikota Effendi Edo, setelah berdiskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, menyarankan warga untuk beralih profesi, seperti menjadi pemilah sampah atau pencari barang rongsokan di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur.

Namun, saran tersebut tampaknya tidak sepenuhnya diterima oleh warga. Mereka terlihat enggan untuk beralih ke pekerjaan memilah sampah.

“Nanti kita data siapa saja yang bersedia menjadi pemilah sampah di TPA Kopi Luhur,” ujar Effendi Edo.

Baca Juga:Forkopimda Kota Cirebon Sidak Galian C di ArgasunyaBMKG Catat 118 Gempa Bumi Terjadi di Jawa Barat pada Mei 2025, Masyarakat Diminta Waspada

Kepada awak media, walikota menyampaikan bahwa hanya sebagian kecil warga yang masih bekerja di galian C.

Ia juga menyebutkan bahwa mayoritas warga telah beralih profesi menjadi pedagang.

“Sebetulnya, banyak warga yang sudah beralih pekerjaan. Tadi saya mendapat laporan dari tokoh masyarakat dan Pak RW bahwa sebagian besar warga sudah tidak lagi menambang, dan kini berjualan,” ungkapnya. (cep)

0 Komentar