Belum Ditemukan, Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda Sudah Gelar Tahlilan

KHOIRUL ANWARUDIN/RADAR CIREBON
Dulsija berharap kakak kandungnya bernama Muniah alias Iis, bisa segera ditemukan. Pihaknya telah menggelar tahlilan karena meyakini Iis ada di lokasi saat terjadi longsor. Foto: khoirul anwarudin-radar cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID– Duka mendalam masih menyelimuti keluarga Muniah alias Iis, salah satu korban longsor di area tambang Gunung Kuda. Hingga hari kelima, Iis belum ditemukan dan masih dalam pencarian oleh Tim SAR Gabungan.

Kakak kandung Iis, Dulsija, mengatakan pihak keluarga selalu menunggu kabar dari proses pencarian oleh Tim SAR Gabungan. Pihaknya pun masih sangat berharap bahwa Iis bisa segera ditemukan bagaimanapun kondisinya.

“Keluarga, terutama anak-anaknya Ibu Iis masih sangat sedih. Tetapi mereka selalu berharap bahwa Ibu Iis bisa segera ditemukan,” kata Dulsija saat ditemui Radar Cirebon di GOR Desa Bobos, Dukupuntang, Selasa (3/6/2025).

Baca Juga:Survei Publik di Kabupaten Kuningan, Berikut Ini SKPD Mencatatkan Skor Tertinggi dalam Hal Kepuasan MasyarakatNuzul Rachdy: Hari Lahir Pancasila Momentum Menguatkan Nilai Perjuangan Bangsa

Pria yang akrab disapa Dul itu mengatakan bahwa meskipun belum ditemukan, namun pihak keluarga telah melaksanakan tahlilan. Pihak keluarga meyakini bahwa Iis berada di lokasi saat kejadian longsor berlangsung. “Ya berdasasarkan keterangan dari teman-temannya, Ibu Iis memang sedang ada di sana (lokasi kejadian). Motornya juga sudah ditemukan,” ucapnya.

Iis diketahui merupakan seorang janda. Ia mempunyai empat anak perempuan yang salah satunya masih berstatus pelajar. “Kami keluarga berharap yang terbaik, berharap keluarga kami bisa ditemukan,” pungkas Dul.

Berbeda dengan Dul, Ema Setia Laksana, kerabat keluarga Puji Siswanto (50), akhirnya bisa bernafas lega. Pasalnya, Puji menjadi korban ke-21 yang berhasil dievakuasi pada hari keempat pencarian.

Puji diketahui setelah tim DVI Polda Jawa Barat berhasil melakukan identifikasi pada Senin (2/6/2025). Puji kemudian langsung dibawa ke rumah duka Desa Parungjaya, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.

Menurut Ema Setia Laksana, almarhum telah bekerja sebagai kernet excavator di area tambang Gunung Kuda selama kurang lebih tiga tahun. Pada hari kejadian, Puji berangkat seperti biasa tanpa menunjukkan firasat apa pun. Seperti biasa, Puji selalu membantu menyiapkan alat berat.

Berdasarkan keterangan rekan-rekannya yang datang melayat, Puji diketahui sempat berteriak untuk memperingatkan rekan-rekannya saat ada tanda-tanda tebing yang berada di atasnya mulai runtuh.

“Pada saat longsor yang pertama itu katanya sempat memperingatkan teman-temannya untuk lari. Tapi pas dia mau lari, posisinya kan banyak debu sampai nggak pada kelihatan. Nah mungkin beliau nabrak mobil. Jadi nggak sempat lari karena kejadian begitu cepat,” ujar Ema.

0 Komentar