Barak Militer, Sulap Kilat Karakter Ala KDM, dari Nakal Jadi Nasionalis (Katanya Sih…)

siswa smp di kuningan masuk barak militer
Sebanyak 35 siswa SMP dari berbagai sekolah di Kabupaten Kuningan mengikuti program Pendidikan Karakter Semi Militer, Senin (19/5/2025).   Foto: agus panther-radar kuningan.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Dunia pendidikan Jawa Barat digegerkan oleh gebrakan yang lebih heboh daripada rilis skin Mobile Legend terbaru.

Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang mengeluarkan jurus pamungkas atasi problem klasik kenakalan remaja: “kirim mereka ke barak militer!”

Eh ralat, setelah banyak bisik-bisik dan kritik pedas, namanya di-upgrade jadi “Sekolah Kebangsaan Jawa Barat Istimewa.” Mungkin biar kedengeran lebih ramah di telinga para pejuang HAM dan ahli pedagogi.

Baca Juga:Kalahkan Jerman, Portugal ke Final, Ronaldo Jadi Penentu KemenanganGunung Kuda Tetap Digali, Walau Sudah 5 Kali Longsor, Ada Pelanggaran Metode Penambangan

Awalnya, target operasi program yang dimulai sekitar awal Mei 2025 ini jelas: para remaja dengan “kekhususan perilaku,” kalau kata surat edaran resminya. Terjemahan bebasnya?

“Tukang tawuran, tukang mabuk, kecanduan game online akut yang kalau mabar lupa waktu dan doa, yang kalau disuruh orang tua jawabnya ‘entar dulu’ sambil scroll TikTok, boti yang kelakuannya miring kiri kanan, sampai yang hobinya bikin onar di sekolah.” Pokoknya, anak-anak yang sukses bikin orang tua istighfar lebih sering dari biasanya.

Namanya juga program penuh kejutan, di antara para “calon ksatria” ini nyempil juga siswa-siswa yang ngakunya “nggak ada kasus, Bro!” Ada yang ikut karena “disuruh guru BK buat uji coba,” ada juga yang sukarela daftar “buat cari pengalaman aja.”

Mungkin buat nambah portofolio konten #AnakBaikGoesToMilitary, siapa tahu, kan? Fleksibilitas rekrutmen ini tentu saja memicu pertanyaan: jadi ini program buat anak nakal, anak gabut, atau siapa saja yang mau merasakan sensasi kasur barak dan yel-yel pagi?

Selama kurang lebih 18 hari, para peserta ini “digodok” di tempat-tempat seperti Rindam III Siliwangi di Lembang atau Markas Resimen Armed di Purwakarta.

Jangan bayangkan seperti di film-film perang yang serba keras. Menurut bocoran dari siswa yang “live report” via TikTok, fasilitasnya lumayan: kasur rapi, lemari pribadi, dan masih bisa bercengkerama dengan sesama “santri”.

Menu hariannya? Ya standar lah, baris-berbaris, arahan dari bapak-bapak TNI, plus materi bela negara dan kedisiplinan. Yang paling bikin senyum? Ternyata, di tengah gemblengan itu, ada jatah main HP dan update status di hari libur buat yang nggak dibesuk. Sungguh kearifan lokal yang memahami kebutuhan eksistensi generasi Z!

0 Komentar