Kampung Batik AI Hadir di Cirebon dan Bandung, Jawab Tantangan Teknologi dengan Pelestarian Budaya

kampung batik ai cirebon
Ini merupakan inisiatif visioner dalam dunia batik. Telah diluncurkan secara resmi Kampung Batik AI di Cirebon dan Bandung.
0 Komentar

Menurutnya, para perajin batik dengan memiliki tacit experience dan tacit knowledge akan lebih mampu menghadirkan batik tradisional yang semakin menarik.

“Perajin batik tetap akan menjadi pengendali penuh dan tetap mengawal produk batik harus dikerjakan dengan perintangan lilin panas.” tegas Komarudin.

Dalam sesi pelatihan yang diberikan, peserta diajarkan banyak hal. Mulai dari pengenalan dasar tentang AI generatif dan manfaat praktis bagi industri batik, .

Baca Juga:Kalahkan Jerman, Portugal ke Final, Ronaldo Jadi Penentu KemenanganGunung Kuda Tetap Digali, Walau Sudah 5 Kali Longsor, Ada Pelanggaran Metode Penambangan

Selain itu diajarkan kebutuhan perangkat teknologi seperti komputer dan notepad. Juga, simulasi pembuatan desain motif batik secara digital.

Para peserta tampak sangat antusias. Sebab, mereka dapat menyaksikan sendiri bagaimana AI mampu menghasilkan variasi motif dengan cepat dan iteratif.

AI juga teap bisa diarahkan oleh preferensi kreatif perajin batik tradisional. Apalagi sebagian besar mereka sudah cakap memproduksi batik-batik tulis.

Pada sesi penjelasan materi, ditunjukkan juga beberapa karya batik tulis yang bersumber dari desain AI. Karya itu sedang diselesaikan dengan proses batik tulis.

Namun demikian, esensi batik sebagai kriya berbasis kearifan lokal tetap dijaga secara ketat. Desain yang dihasilkan AI tidak langsung menjadi produk jadi.

Sebaliknya, desain tersebut harus diterjemahkan kembali dalam proses batik tulis dan cap secara manual. Dengan menggunakan malam (lilin panas) sebagai perintang warna.

Proses inilah yang memastikan bahwa batik tetap mempertahankan karakter otentiknya. “AI hanya alat bantu, bukan pengganti,” tandas Komarudin.

Baca Juga:Musibah Gunung Kuda Jadi Sorotan Media AS, Kutip Pernyataan KDMKasus Covid 19 di Asia Naik, Indonesia Justru Turun, Para Ahli pun Ragu 

“Justru kita ingin AI ini memberdayakan perajin, membuka ruang eksplorasi yang lebih luas, tanpa kehilangan akar tradisi kita,” ujarnya dalam sesi dialog terbuka.

Salah satu peserta, seorang perajin muda dari Kecamatan Plered, menyatakan, baru pertama kali mengenal AI. Ternyata AI sangat membantunya untuk mencari ide motif batik baru.

“Saya tidak menyangka bisa membuat puluhan motif hanya dalam waktu beberapa menit. Tapi yang paling saya senang, saya tetap harus membatik manual agar hasilnya tetap asli dan bernilai,” ungkap pembatik yang tidak menyebutkan namanya tersebut.

Acara juga diisi dengan presentasi hasil karya desain AI yang telah diinterpretasi ke dalam bentuk batik tulis. Visualisasi ini memperlihatkan bagaimana AI tidak menghapus nilai-nilai estetika tradisi, melainkan memperluasnya melalui bahasa visual digital yang adaptif.

0 Komentar