Raden Joesoef Anak Snouck Hurgronje Pernah jadi Polisi di Cirebon

raden joesoef anak snouck hurgronje
Snouck Hurgronje, Orientalis Belanda, ayah dari Raden Joesoef yang pernah menjadi polisi. FOTO: javapost.nl - tangkapan layar - radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Masyarakat Indonesia mengenal Christian Snouck Hurgronje sebagai mata-mata terpelajar kelas kakap yang membantu pemerintah kolonial untuk melemahkan perlawanan orang-orang Aceh.

Ia juga dikenal sebagai penasihat pemerintah kolonial yang memengaruhi kebijakan Hindia Belanda terhadap Islam.

Di Cirebon, Snouck Hurgronje juga banyak meninggalkan jejak. Termasuk keberadaan sang anak yakni Raden Joesoef yang menjadi polisi dan mengembang pangkat komisaris polisi.

Baca Juga:Kalahkan Jerman, Portugal ke Final, Ronaldo Jadi Penentu KemenanganGunung Kuda Tetap Digali, Walau Sudah 5 Kali Longsor, Ada Pelanggaran Metode Penambangan

Politieschool (sekolah polisi) dan lulus tahun 1927 dengan pangkat komisaris polisi. Pangkat itu cukup tinggi, apalagi bagi polisi bumiputra.

Dia pernah menjadi komisaris polisi kelas satu di Jakarta, Surabaya, Cirebon, Pontianak, dan Bandung. Kemungkinan dia jadi komisaris polisi kelas satu sejak 20 Agustus 1929.

Pada 1931, menurut Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1931: Tweede Gedeelte Kalender en Personalia, dia berdinas di Surabaya.

Tahun 1935, seperti dimuat Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1935: Tweede Gedeelte Kalender en Personalia, dia menjadi Kepala Teknis Veldpolitie (Polisi Lapangan) di Cirebon.

Tahun 1941, menurut Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1941: Eerste Gedeelte Kalender en Personalia, dia bertugas di Pontianak.

Dia tengah berdinas di Bandung jelang runtuhnya Hindia Belanda. Menurut Louise de Jong dalam Het Koninkrijk der Nederlanden in de Tweede Wereldoorlog: Voorspel, Joesoef pernah jadi pengawas dari polisi rahasia kolonial bernama Politike Inlichtingen Dienst (PID) di kota itu.

Snouck yang menguasai bahasa Arab dan tahu isi Alquran, berhasil masuk Mekkah dan mengaku diri sebagai Abdul Ghaffar alias Gopur.

Baca Juga:Musibah Gunung Kuda Jadi Sorotan Media AS, Kutip Pernyataan KDMKasus Covid 19 di Asia Naik, Indonesia Justru Turun, Para Ahli pun Ragu 

Dengan identitas itu dia berkawan dengan Hasan Mustapa (1852-1930), yang meyakini Gopur sebagai saudara seiman. Dia mendalami Islam sampai ke Jawa Barat dengan membaur dengan kalangan penghulu.

Setidaknya, Snouck dua kali kawin dengan perempuan Sunda. Pertama dengan Sangkana pada 1890, yang melahirkan Salamah Emah, Oemar, Aminah dan Ibrahim.

Kedua dengan Siti Sadijah pada 1898, yang melahirkan Raden Joesoef. Sangkana dan Sadijah adalah anak penghulu.

Sangkana anak penghulu dari Ciamis, Raden Haji Muhammad Ta’ib. Sedangkan Sadijah adalah anak dari penghulu Bandung bernama Raden Haji Muhammad Sueb alias Kalipah Apo.

“Perkawinan antara ayah dan ibu saya dilangsungkan pada tahun 1898, ketika ibu baru berusia 13 tahun,” aku Joesoef dalam buku P. Sj. van Koningsveld, Snouck Hurgronje dan Islam: delapan karangan tentang hidup dan karya seorang orientalis zaman kolonial.

0 Komentar