RADARCIREBON.ID – Dulu, sebelum dan ketika Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) mulai beroperasi, hampir setiap hari ada kabar tentang Kertajati Aerocity.
Namun belakangan ini nyaris tak terdengar lagi kabar pengembangan kawasan di sekitar Bandara Kertajati itu. Pantas jika ada yang bertanya: Apa kabar Kertajati Aerocity?
Meredupnya kabar tentang kawasan aerocity ini memang seriring dengan terlunta-luntanya nasib BIJB Kertajati. Bandara di Kabupaten Majalengka ini sudah sepi dengan aktivitas penerbangan.
Baca Juga:Trump vs Elon Musk Belum Usai, LA Diguncang Bentrokan Brutal, Mobil Dibakar dan Toko DijarahTrump Ingin Deportasi Elon Musk, Perseteruan Kian Panas, Siapa Menang?
Setiap hari hanya 2 kali penerbangan. Tak sesuai dengan gembar-gembor ketika sebelum bandara ini diresmikan.
Memang sempat lumayan aktivitas penerbangan lokal dan Internasional. Karena sepi penumpang, lama kelamaan jumlah penerbangan pun menurun drastis.
Dulu, banyak yang optimis terhadap masa depan BIJB dan Aerocity Kertajati. Bahkan ada yang melakukan penelitian tentang keduanya.
Seperti penelitian yang pernah dilakukan dan dimuat oleh Warta Ardhia. Jurnal Perhubungan Udara inilah yang memuat penelitian tentang BIJB dengan Aerocity Kertajati.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Tri Tjahjono, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Dibantu oleh Eny Yuliawati, Puslitbang Transportasi Udara, Departemen Perhubungan.
Penelitian keduanya tersebut diberi judul:”Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Potensi Kertajati sebagai Aerocity”.
Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat telah menetapkan untuk mengembangkan BIJB di Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Baca Juga:Via Sukahaji, Jalur Favorit Menuju Maja pada Zaman Belanda, Mengapa Tidak Lewat Majalengka?Setelah Pindah dari Maja, Mengapa Menjadi Kabupaten Majalengka, Bukan Sindangkasih?
Pemprov juga telah menjadikan bandara tersebut akan terintegrasi dengan tata ruang kawasan sekitarnya. Kawasan itu dijadikan kota bandar udara atau aerocity.
Dalam penelitian itu membahas pengembangan sebuah kota bandar udara atau aerotropolis. Hal itu bendasarkan studi literatur atau meta analisis.
Kemudian penelitian juga dikaitkan dengan konsep tata ruang Kertajati maupun konteks Kota Cirebon Raya. Juga permasalahan maupun potensi yang ada di kawasan yang sekarang disebut Rebana.
Di dalam pengelolaannya, dikarenakan sumber pembiayaan dari pemerintah pusat, maka perlu dibuat Badan Pelayanan Umum atau BLU untuk penanganan bandara.
Akhirhya dibentuklah PT BIJB oleh Pemprov Jawa Barat untuk menangani kawasan sekitarnya. Juga konsep Aero-City dapat terwujud.
Kemitraan Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) juga dimungkinkan baik di fasilitas ke bandar-udaraan maupun fasilitas penunjang.