“Masalah itu (transportasi) belum terpecahkan. Termasuk minimnya fasilitas yang ada di sekolah. Sehingga orang tua enggan menyekolahkan anaknya di SMAN 1 Kaliwedi,” ungkap Jajuli.
Ia mengungkapkan, usia SMAN 1 Kaliwedi baru berdiri delapan tahun atau didirikan sejak 2017 lalu. Sehingga masih membutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan anak didik. “Posisi saat ini SMA Kaliwedi hanya ada 12 Rombel. Artinya per angkatan ada sekitar empat rombel. Untuk tahun ini kami optimis bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya kami hanya mendapatkan empat rombel,” katanya.
Ia berharap, SPMB tahun ini menjadi angin segar terutama untuk SMAN 1 Kaliwedi. Sebab, aturan lebih ketat. Sistem zonasi. Sehingga peluang meningkat lebih dari empat rombel itu ada. Selain itu, adanya pondok pesantren tahfidz di Kaliwedi yang lokasinya berdekatan dengan sekolah. Ini menambah nilai tersendiri bagi sekolah.
Baca Juga:MMH Harus Sekolah Lagi, Bupati Cirebon Juga Siap Jadi Orang Tua AsuhSMA Tengah Tani Cirebon Siap Terima MMH dengan Senang Hati
“Santri di pondok pesantren tersebut banyak dari luar daerah. Secara otomatis akan melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Kaliwedi. Ini yang membuat kami optimis kalau tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya,” terang Jajuli.
Sementara itu, Kepala SMAN 2 Cirebon Dr Nendi SPd MM menjelaskan bahwa di Kota Cirebon tidak ada uji kompetensi pada jalur prestasi tahap 2 pendaftaran -prestasi akademik dan non akademi. Yang ada yaitu tes terstandar, di dalamnya mencakup uji tentang literasi dan numerasi. “Ketika mereka bisa bersaing, secara ranking memenuhi untuk di SMAN 2 Cirebon, maka mereka akan terpilih menjadi siswa kami ke depan,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa SPMB mengacu dengan komitmen Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yaitu transparan. “Jangan pernah ada yang meminta bantuan ke kami. Bahkan kami di sini, hanya membantu para pendaftar itu (dengan cara) menjelaskan (prosedur dan cara pendaftaran),” bebernya.
Kepsek mempersilakan siswa atau orang tua siswa untuk mendaftar SPMB secara mandiri atau dari SMP/sederajat masing-masing. Ketika merasa sangat kesulitan, baru dipersilakan untuk datang ke sekolah untuk bertanya alur pendaftaran.
“Jadi mereka hadir ke sini, sebatas meminta informasi tentang bagaimana prosedur untuk mendaftar di SMAN 2 Cirebon,” jelas Kepsek dengan 12 rombongan belajar (rombel) itu.