JAKARTA- Pelayanan Haji 2025 tuai kritikan. Mulai dari oknum Petugas Haji Daerah (PHD) yang hanya nebeng naik haji, layanan kesehatan, jamaah tak mendapat makanan, hingga keterlembatan penerbangan yang membuat jamaah Indonesia harus menunggu hingga 6 jam di bandara tanpa pendampingan dan perhatian dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
Soal oknum PHD yang hanya nebeng haji, disampaikan oleh Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dahnil Anzar Simanjuntak. Dahnil pun mengatakan akan mengevaluasi proses rekrutmen, khususnya PHD, karena masih ada petugas yang tidak menjalankan tugas sesuai dengan fungsi. “Yang jadi sorotan adalah PHD. Kami masih menemukan mereka yang tidak bekerja secara professional,” kata Dahnil.
Dari hasil pemantauannya, selama musim haji 2025 ada PHD yang hanya nebeng haji. Mereka tak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Temuan ini akan menjadi bahan evaluasi serius bagi BP Haji yang akan sepenuhnya mengelola penyelenggaraan haji pada 2026. “Ini tentu harus menjadi bahan evaluasi serius,” kata Dahnil Anzar Simanjuntak di Jakarta, dikutip dari JPNN pada Jumat (13/6/2025).
Baca Juga:PLTB Pertama di Jawa Dibangun di Kabupaten Cirebon, Jigus: Bermanfaat untuk MasyarakatGaji Wakil Tuhan Naik 280 Persen, Rumdin Menyusul
Meski demikian, dia menekankan bahwa banyak pula petugas yang telah menjalankan tugas secara profesional dan bertanggung jawab. Dahnil menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas haji yang telah bekerja keras selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini meskipun terdapat sejumlah catatan perbaikan yang menjadi perhatian.
Dia mengatakan bahwa petugas telah berupaya maksimal dalam melayani jemaah haji Indonesia yang jumlahnya terbesar di dunia. “Kami mengapresiasi semua pihak, terutama petugas haji yang telah bekerja keras di lapangan. Walaupun masih banyak hal yang perlu dievaluasi, mereka tetap menjalankan tugas dalam kondisi terbatas,” katanya.
Menurut dia, salah satu tantangan utama adalah ketimpangan antara jumlah petugas dan jamaah yang sangat besar. Hal ini berdampak pada distribusi pelayanan di lapangan. “Jumlah jamaah kita sangat besar, sementara jumlah petugas terbatas. Ini menjadi tantangan nyata yang harus diatasi ke depan. Ke depan, proses seleksi dan pelatihan petugas akan diperketat demi menjamin kualitas layanan kepada jamaah,” tandasnya.