Ia menjelaskan bahwa masalah Gunung Kuda itu kompleks. Melibatkan banyak pihak. Faktanya empat bulan sebelum kejadian, ada police line di area pertambangan. Namun, sambung Yudi, police line itu tiba-tiba hilang. “Akvitias jalan lagi. Kami juga tidak tahu siapa yang masang, siapa pula yang melepas,” ucapnya.
Ia mengaku kecewa, polisi begitu cepat menetapkan kliennya sebagai tersangka. Ia pun mempertanyakan kenapa hanya dua tersangka. “Kita ingin komprehensif melihat permasalahan ini. Kalau klien kita salah, kita akui. Tapi, kenapa ESDM, Perhutani, tidak didampingi saat kejadian itu. Terus kenapa mereka juga gak diperiksa. Kalau mau buka, buka-bukaan sekalian. Klien kami siap buka-bukaan, termasuk berapa pajak yang disetorkan ke pemerintah melalui Dispenda. Kita punya datanya,” tandasnya. (sam)