Dari Gala Kelas Sastra di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Tingkatkan Literasi Santri untuk Lahirkan Karya Sastra

Ponpes KHAS Kempek
UPAYA LAHIRKAN KARYA : Ponpes KHAS Kempek Kabupaten Cirebon menggelar Gala Kelas Sastra guna meningkatkan literasi santri berbasis sastra, beberapa waktu lalu. FOTO: KHOIRUL ANWARUDIN/RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Pondok Pesantren KHAS Kempek Kabupaten Cirebon, menggelar Gala Kelas Sastra. Kegiatan tersebut menjadi sarana bagi para santri dalam mengenal dan meningkatkan keterampilan literasi berbasis sastra.

Kelas sastra dilaksanakan di Asrama Al-Nashir Al-Mansur selama tiga hari, yakni pada 14 – 16 Juni 2025. Adapun yang menjadi mentor dalam kegiatan ini adalah penulis sekaligus pegiat literasi, Muhammad Assegaf.

Pengasuh Asrama Al-Nashir Al-Mansur Pondok Pesantren KHAS Kempek, Hj Tho’atillah Ja’far mengungkapkan, menulis adalah bentuk tafakur dengan cara merenungi hidup lewat kata dan menyuarakan isi hati tanpa harus berbicara.

Baca Juga:Tingkatkan Pelayanan, Kantor BPS Kota Cirebon Hadir dengan Wajah BaruTarget Investasi Kota Cirebon pada tahun ini Rp2,2 T, Triwulan Pertama Baru Rp590 Miliar

Oleh karena itu, menurutnya, penting untuk mengenalkan sastra kepada para santri yang notabene dekat dengan dunia keilmuan.

Adapun pada proses pembelajaran awal, para santri dikenalkan berbagai aspek sastra. Kemudian, mereka juga dibekali kemampuan menulis puisi, sebagai salah satu medianya.

“Semoga dari Kelas Sastra ini, kreativitas dan daya nalar santri terus berjalan. Semoga lebih banyak ruang yang memberi santri kesempatan untuk mengenal kekuatan pikirannya sendiri,” harapnya.

Melalui kegiatan tersebut, ia berharap para santri dapat tumbuh, bukan hanya dari sisi keilmuan, tapi juga mampu menghadirkan karya yanh bisa dirasakan manfaatnya oleh orang lain.

Oleh karena itu, dirinya juga berharap agar para santri tekun belajar, konsisten dan terus mengasah imajinasinya.

Sebab, dengan tiga hal itu, maka tidak menutup kemungkinan mereka bisa melahirkan karya hebat, yang semakin memperkaya khazanah di dunia pesaantren.

“Saya membayangkan, suatu hari nanti karya-karya itu akan menjadi bukti bahwa pesantren tidak hanya mampu melahirkan sosok-sosok yang cakap dalam bidang agama, tapi juga penulis yang dapat menafsirkan zaman dengan nurani, serta merawat bahasa sebagai ladang pahala,” ujarnya. (awr)

0 Komentar