RADARCIREBON.ID- SPMB tingkat SMP di Kabupaten Cirebon dibuka pada Senin (23/6/2025). SPMB SMP Negeri tahun ini menampung 22.292 siswa yang terbagi dalam 647 rombongan belajar. Demikian disampaikan Kepada Dinas Pendidikan Drs Ronianto SPd MM saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (20/6/2025).
Menurutnya, pelaksanaan SPMB SMP mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 3 Tahun 2025 serta Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 10 Tahun 2025. “SPMB tingkat SMP tahun 2025 akan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama digelar pada 23–28 Juni 2025 dengan pengumuman hasil pada 30 Juni, sementara tahap kedua dilaksanakan pada 3–8 Juli dan pengumuman hasilnya pada 9 Juli 2025,” terangnya.
Ronianto menjelaskan, ada enam jalur dalam SPMB kali ini, yang meliputi jalur keluarga tidak mampu 19 persen, jalur penyandang disabilitas 1 persen, jalur prestasi akademik 20 persen dan prestasi non-akademik 10 persen.
Baca Juga:Rencana Pemekaran Daerah: Tak Hanya Cirebon Timur, Ada Juga 5 Provinsi Baru di Jabar, Apa Saja?Polresta Cirebon Segel Tambang Galian C di Beber
Selain itu, jalur perpindahan tugas orang tua atau wali 2,5 persen dan jalur anak tenaga pendidik 2,5 persen. Sementara, untuk sistem zonasi diprioritaskan bagi domisili sebesar 45 persen. “Ada perbedaan mekanisme dalam SPMB tahun ini. Salah satunya, sistem zonasi. Tapi, sistem ini diprioritaskan bagi calon siswa yang berdomisili di desa yang sama dengan lokasi sekolah. Misalnya, jika SMP berada di kelurahan Sumber, maka anak-anak dari desa tersebut menjadi prioritas,” ucapnya.
Ia juga memastikan bahwa SPMB menekankan prinsip transparansi dan objektivitas serta menghindari segala bentuk intervensi. “Kami berharap semua pihak mendukung proses ini agar berjalan tanpa intervensi. Biarkan kami bekerja sesuai regulasi,” katanya.
Perlu diketahui, di Kabupaten Cirebon terdapat 80 SMP Negeri, 142 SMP Swasta dan 6 SMP Terbuka yang tersebar di 40 kecamatan. Tahun ini juga daya tampung SMP Negeri sebanyak 22.292 siswa dalam 647 rombongan belajar. Sementara, jumlah lulusan SD dan MI tercatat mencapai 38.248 siswa. Artinya, sekitar 16.000 lulusan SD kemungkinan besar tidak tertampung di SMP Negeri.
“Kami harapkan siswa yang tidak tertampung dapat mengakses pendidikan di SMP Swasta maupun sekolah-sekolah di bawah Kementerian Agama,” pungkas Ronianto. (sam)