Siswa SD Nyawer Biduan di Panggung Perpisahan Viral, Banyak Netizen Menghujat

Platform X
SAWER: Viral sebuah video yang menunjukkan siswa SD dari SDN 1 Kenayan, Kelurahan Kenayan, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung, sedang nyawer biduan.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Dunia pendidikan kita kembali diguncang oleh siswa sekolah dasar. Bukan karena prestasi atau hal yang membanggakan, melainkan perilakunya yang dinilai jauh dari nilai moral dan etika.

Viral di media sosial (medsos), sebuah video berdurasi satu menit menunjukkan sejumlah siswa kelas VI SD di Tulungagung berjoget sambil nyawer biduan dalam acara perpisahan sekolah. Video tersebut viral dan menuai banjir kecaman dari masyarakat.

Video tersebut direkam saat acara pelepasan siswa SD Negeri 1 dan 2 Kenayan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Sabtu (14/6) lalu. Alih-alih diisi dengan kegiatan edukatif dan inspiratif, acara itu justru berubah jadi panggung joget liar ala orkes dangdut, lengkap dengan penyaweran penyanyi electone di depan umum.

Baca Juga:Hingga Mei 2025, Sebanyak 67 Kasus Kekerasan Anak Terjadi di KuninganWamen Dikdasmen Kunjungi SLBN Taruna Mandiri Kuningan, Janjikan Dukungan untuk Program Vokasi

Yang membuat publik makin geram, bukan hanya aksi joget dan nyawer-nya, tapi karena orang tua murid sendiri yang memberikan uang untuk disawerkan ke biduan.

“Ini yang ngajarin siapa? Justru wali muridnya yang menyuruh anak menyawer. Kok bangga anak SD disuruh joget depan panggung begitu?” tulis seorang netizen di Twitter/X, yang mengunggah ulang video tersebut.

Beberapa anak tampak berjoget sambil menyelipkan uang ke bagian baju sang penyanyi perempuan dewasa, sementara para wali murid menonton sambil tertawa. Latar belakang panggung menunjukkan spanduk bertuliskan “Perpisahan Kelas VI SDN 1 & 2 Kenayan”, membuat jelas bahwa ini adalah acara formal perpisahan sekolah.

Kepala SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina, mengatakan pihak sekolah sama sekali tidak mengetahui bahwa akan ada acara hiburan semacam itu.

“Kami hanya mengagendakan acara formal seperti sambutan, penyerahan siswa, paduan suara, dan pelepasan balon. Hiburan itu murni inisiatif panitia orang tua, tanpa sepengetahuan sekolah,” tegasnya.

Namun pernyataan itu tak lantas meredam amarah publik. Banyak pihak mempertanyakan bagaimana acara di lingkungan sekolah bisa dibiarkan berlangsung tanpa pengawasan yang ketat.

“Kalau sekolah bilang kecolongan, lalu siapa yang bertanggung jawab atas nilai dan karakter anak-anak yang justru dididik untuk menikmati hiburan tak mendidik?” kritik salah satu wali murid yang kecewa berat.

0 Komentar