RADARCIREBON.ID – Pemerintah Kabupaten Kuningan kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong ketahanan pangan dan pengendalian inflasi melalui peluncuran dua inisiatif unggulan dalam ajang Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF) 2025.
Festival yang berlangsung meriah pada Jumat malam (20/6/2025) di Lapangan Pandapa Paramarta, ini tidak hanya memamerkan ratusan UMKM serta kekayaan budaya lokal, tetapi juga menjadi panggung peluncuran program Taman Masagi dan Bang Pupuk.
Acara yang merupakan hasil kerja sama antara Bank Indonesia dan pemerintah daerah ini mengangkat tema “Merayakan Budaya, Melestarikan Alam”, menekankan peran penting daerah dalam membangun ekonomi rakyat melalui pendekatan berbasis budaya dan pertanian.
Baca Juga:PLN Untuk Rakyat: Gandeng Human Initiative Kembangkan Desa Wisata D’Sarongge CiawigajahHingga Mei 2025, Sebanyak 67 Kasus Kekerasan Anak Terjadi di Kuningan
Dalam sambutannya, Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi menegaskan bahwa CEF bukan sekadar festival ekonomi, tetapi menjadi ruang pertemuan lintas sektor dan generasi untuk mendorong kolaborasi nyata dalam menghadapi tantangan ekonomi, khususnya di sektor pangan.
“Kita tidak bisa hanya menunggu saat harga pangan melonjak. Perlu aksi nyata. Mari kita gerakkan masyarakat untuk menanam, pemerintah mendampingi, dan petani diberi akses kemudahan. Ini adalah upaya jangka panjang yang dimulai dari langkah kecil,” ujar Bupati Dian.
Salah satu program andalan yang diperkenalkan adalah Taman Masagi (Tanam di Halaman Mitra Sinergi Jaga Inflasi). Inisiatif ini mendorong seluruh elemen masyarakat mulai dari ASN, perangkat desa, hingga keluarga untuk menanam komoditas pangan seperti cabai, tomat, dan sayuran di pekarangan rumah maupun lingkungan kerja. Gerakan ini diyakini mampu menekan harga pangan dari bawah dan memperkuat ketahanan pangan rumah tangga.
Sebagai simbol dimulainya gerakan bersama, Bupati Dian menyerahkan bibit tanaman secara simbolis kepada sejumlah perwakilan dari perangkat daerah.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr Wahyu Hidayah, program ini bukan sekadar kegiatan menanam, tetapi bentuk sinergi nyata antara edukasi dan aksi kolektif untuk menjaga stabilitas harga pangan di masyarakat.
“Ini bukan hanya tugas ASN atau pemerintah saja. Kita ingin gerakan ini menjadi bagian dari kesadaran publik bahwa menanam adalah bentuk kontribusi dalam menjaga ketersediaan pangan, menstabilkan harga, dan memastikan dapur masyarakat tetap hidup,” jelas Wahyu.