LYON – Kabar mengejutkan datang dari Ligue 1. Klub raksasa, Lyon, akan bermain di kasta kedua sepak bola Prancis musim depan setelah dipastikan terdegradasi usai pertemuan dengan Direktorat Kontrol Manajemen Nasional (DNCG).
Raksasa Prancis itu, bersama dengan beberapa tim Ligue 1 lainnya, menghadap DNCG pada hari Selasa (24/6) waktu setempat, untuk mendiskusikan kondisi keuangan klub masing-masing. Lyon terkena degradasi sementara ke Ligue 2 dan pada bulan November, klub sudah mendapatkan peringatan di tengah kekhawatiran tentang keuangan mereka, setelah dilaporkan memiliki utang lebih dari 500 juta Euro.
Eagle Football Group, konsorsium yang memiliki Lyon, kini sedang melakukan berbagai cara untuk meyakinkan DNCG bahwa situasi keuangan mereka telah membaik. Chairman John Textor telah menjual saham minoritasnya di Crystal Palace kepada pemilik New York Jets, Woody Johnson, dengan nilai £190 juta, sementara tim wanita Lyon juga dijual dan berganti nama.
Baca Juga:SPMB Tingkat TK, SD, dan SMP di Kota Cirebon Dimulai: Harus Berjalan Sesuai AturanWalikota Cirebon Kaget Banyak yang Ngaku Kerja Galian C Argasunya, Perlu Data Ulang
Para pemain tim utama termasuk Said Benrahma, Anthony Lopes, Maxence Caqueret, dan Rayan Cherki juga telah dijual oleh sang juara tujuh kali, yang finis di urutan keenam di Ligue 1 musim lalu. DNCG tidak puas dengan penghematan tersebut dan mengumumkan pada hari Selasa, bahwa Lyon harus berkompetisi di divisi dua, tetapi mereka berniat untuk melawan keputusan tersebut.
“Olympique Lyonnais menyadari keputusan yang tidak dapat dipahami yang diberikan oleh DNCG malam ini dan menegaskan bahwa klub akan segera mengajukan banding,” bunyi pernyataan resmi klub, dikutip dari mirror.co.uk, Rabu (25/6).
“Dalam beberapa bulan terakhir, kami telah bekerja sama dengan DNCG, memenuhi semua permintaannya dengan investasi ekuitas tunai yang melebihi jumlah yang diminta. Berkat kontribusi ekuitas dari para pemegang saham kami dan penjualan Crystal Palace, posisi kas kami telah meningkat secara signifikan, dan kami memiliki sumber daya yang lebih dari cukup untuk musim 2025-26,” tulisnya.
“Dengan begitu banyak likuiditas kas yang ditunjukkan, dan kesuksesan di bidang olahraga yang telah menghasilkan kompetisi Eropa dalam dua tahun berturut-turut, kami benar-benar tidak mengerti bagaimana satu keputusan administratif dapat mendegradasi klub Prancis yang begitu hebat. Melalui banding kami, kami akan menetapkan sumber daya kas kami yang substansial sebagaimana diperlukan bagi Olympique Lyonnais untuk mempertahankan tempatnya di Ligue 1,” jelasnya.