Ia juga mengingatkan agar bantuan tidak digunakan untuk konsumsi pribadi. “Jangan sampai uang ini malah dipakai belanja yang tidak penting. Saya ingin bantuan ini dipakai untuk memperbesar usaha, bukan habis begitu saja,” tambahnya disambut tawa para peserta.
Bupati juga menyampaikan pesan inspiratif bahwa banyak pengusaha besar berawal dari usaha kecil, dan berharap para penerima bantuan bisa tumbuh serta mandiri secara ekonomi.
Dalam kesempatan itu, Bupati Dian berdialog langsung dengan beberapa penerima manfaat, termasuk Ibu Yuyun (50) dari Karangtawang yang telah berjualan sorabi telur oncom dan aneka jajanan selama satu dekade. “Modal harian saya Rp200 ribu, biasanya bersih dapat Rp50 ribu. Alhamdulillah, bantuan ini akan saya pakai menambah modal jualan,” katanya.
Baca Juga:34,6 Juta Pasangan Punya Buku Nikah, Kemenag Gelar Nikah Massal Gratis 100 PasanganSiswa SD Nyawer Biduan di Panggung Perpisahan Viral, Banyak Netizen Menghujat
Senada, Ibu Sukaenah (69) dari Desa Cageur, Kecamatan Darma, menyampaikan tekadnya untuk tetap berdagang dan tidak bergantung pada anak-anaknya. “Sehari biasanya omzet Rp200 ribu, untung Rp50 ribu. Insyaallah, bantuan ini akan saya gunakan untuk mengembangkan usaha di rumah,” ungkapnya.
Anwar (62) dari Cijemit, yang berprofesi sebagai pedagang sorabi sekaligus buruh tani, juga merasa terbantu. “Saya sudah empat tahun jualan sorabi. Modalnya Rp150 ribu, untung Rp50 ribu. Bantuan ini sangat meringankan untuk menambah dagangan,” ujarnya.
Program Pena diharapkan mampu menjadi pemicu pertumbuhan usaha kecil di Kabupaten Kuningan, khususnya bagi pelaku usaha kaki lima. Bupati Dian berkomitmen untuk meningkatkan cakupan dan kualitas program ini di masa depan jika dampaknya terbukti positif, termasuk memperluas sasaran ke jenis usaha keliling lainnya. (ags)