Tema Cirebon Mayungi lan Nyumponi, Kang Akbar: Tak Relevan dengan Kondisi Hari Ini

tema cirebon mayungi lan nyumponi
Hari Jadi ke-598 Kota Cirebon tahun 2025. Foto: pemkot cirebon-radar cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Budayawan Cirebon Akbarudin Sucipto menilai tema Hari Jadi ke-598 Kota Cirebon Cirebon Mayungi lan Nyumponi tidak relevan dengan kondisi hari ini.

“Jujur saya termasuk kaget. Ketika tiba-tiba tema yang digunakan itu adalah Cirebon Mayungi lan Nyumponi. Bagi saya itu tema orang malas,” tutur pria yang akrab disapa Kang Akbar itu kepada Radar Cirebon.

Alasannya, kata Kang Akbar, dalam tema tersebut posisi Cirebon sebagai objek. Itu, imbuh dia, sama saja dengan menyerahkan semua urusannya kepada Cirebon.

Baca Juga:Ada Insiden Rasisme di Laga Real Madrid vs Pachuca, Ruediger Jadi Korban, Ini Reaksi FIFALyon Resmi Degradasi ke Divisi 2 Liga Prancis Karena Banyak Utangnya

Akbar bilang, istilah berkaiatan dengan tema tersebut berkamuflase. Berlindung di balik istilah-istilah yang bersifat lokalitas.

“Karena ketika bicara Nyumponi dan Mayungi itu berat. Nyumponi dan Mayungi, ketika bicara publik figur di Cirebon, cuma bisa dilakukan oleh Mbah Kuwu Cirebon. Nah sekarang ketika bicara Mayungi dan Nyumponi, teman-teman eksekutif, legislatif atau yudikatif, sudah berbuat apa,” imbuh dia.

Karena, lanjut Kang Akbar, Mayungi berarti menciptakan rasa aman, menciptakan rasa adil. Serta memiliki makna yang sangat dalam. Sementara Nyumponi, mencukupi semua yang diperlukan.

“Oke, ketika bicara fakta dari sisi ekonomi atau apapun, tidak ada yang tidak terpenuhi di Cirebon. Tetapi, itu kemudian harus bisa diterjemahkan dalam bahasa yang proporsional dan konstruktif,” tegasnya.

Bahasa Mayungi dan Nyumponi dianggap tidak relevan dengan kondisi Kota Cirebon hari ini, dengan segala persoalannya. Dari jalan rusak, bangunan dan pungutan liar, semrawut tata kota dan banyak lagi.

Justru, kata Kang Akbar, partisipasi untuk Kota Cirebon paling dominan datang dari unsur masyarakat. Bukan eksekutif, legislatif atau yudikatif.

“Sebab, Pemkot (Cirebon) itu sampai dengan sekarang untuk memakamkan warganya saja tidak punya lahan. Artinya, untuk kebutuhan sekian persen lahan yang ada untuk memakamkan warganya saja, pemkot butuh partisipasi dari masyarakat,” sesal dia.

Baca Juga:Benfica Kalahkan Bayern 1-0, Rebut Puncak Grup C dan Cetak SejarahSPMB Tingkat TK, SD, dan SMP di Kota Cirebon Dimulai: Harus Berjalan Sesuai Aturan

“Artinya ketika bicara Nyumponi, yang berangkat dari perencanaan kerja pembangunan, perencanaan kerja layanan dan sebagainya, yang sudah diberikan itu apa?,” tanya Kang Akbar, heran.

Seperti diketahui, Hari Jadi ke-598 Kota Cirebon jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025, bertepatan dengan 1 Muharram 1447 H. Dilansir dari laman resmi Pemkot Cirebon, Hari Jadi ke-598 mengusung tema Cirebon Mayungi lan Nyumponi dan tagline Cirebon Idola.

0 Komentar