Empat Bulan, Ratusan Santri Bina Insan Mulia Cirebon Hafal 30 Juz Alquran

santri bina insan mulia cirebon hafal 30 juz alquran
Sebanyak 309 dari 822 santri dari Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cirebon berhasil menghafal 30 juz Alquran melalui program tahfidz intensif berbasis metode BimaQu. Foto: istimewa-radar cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID- Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cirebon mampu menorehkan prestasi spiritual dan akademik secara bersamaan dalam waktu singkat. Prestasi spiritual dan akademik itu bisa dilakukan dengan metode yang tepat dan dijalankan dengan sungguh-sungguh atau totalitas.

Ya, dalam waktu empat bulan, sebanyak 309 dari 822 santri berhasil menghafal 30 juz Alquran melalui program tahfidz intensif berbasis metode BimaQu. Metode ini dikembangkan langsung oleh pengasuh pesantren, KH Imam Jazuli Lc. Prestasi ini pun bukan kali pertama.

Capaian tahun ini yang paling mencolok, secara kuantitas maupun kualitas. “Dari 822 santri, 309 berhasil hafal 30 juz, hampir 38 persen. Lainnya variatif, ada yang hafal 25, 20, 10, bahkan 5 juz,” ujar KH Imam Jazuli.

Baca Juga:BSI International Expo 2025 Catat Transaksi Rp2,66 Triliun Dodi Pertahankan Seni Ukir Kayu Cirebon: Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?

Mereka berasal dari dua lembaga. Yakni Pesantren Bina Insan Mulia 1 (BIM 1) dan Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 (BIM 2). Dari BIM 1, ada 156 santri menuntaskan 30 juz, sementara dari BIM 2, sebanyak 153 santri sukses mengikuti jejaknya.

Capaian luar biasa itu dirayakan dalam Wisuda Tahfidz Akbar ‘BimaQu’ yang digelar selama dua hari, Sabtu-Minggu (28–29/6/2025) di Saphire Ballroom, Aston Hotel & Convention Center, Cirebon. Sebanyak 2.100 lebih orang hadir, terdiri dari santri, wali santri, dan guru, membuktikan bahwa menghafal Alquran bukan sekadar proses individual, tapi gerakan bersama.

Sebagai bentuk apresiasi nyata, Kiai Imam Jazuli menghadiahkan Rp100 juta (USD 6.500) kepada para guru tahfidz yang dinilainya sebagai pejuang sunyi. “Mereka kurang tidur, kurang istirahat, bahkan jarang bertemu keluarga demi menyimak setoran hafalan santri,” ungkap Kiai Imam Jazuli, disambut haru para wali santri.

Kesuksesan program ini tak lepas dari peran metode BimaQu, sebuah sistem pembelajaran tahfidz yang dirancang untuk efisien, aplikatif, dan bisa diakses oleh siapa pun. Yang lebih mencengangkan, program ini diselenggarakan secara gratis. “Kalau di luar, menghafal Quran secara penuh bisa menghabiskan biaya sampai Rp20 juta, belum termasuk makan dan tempat tinggal,” jelas Kiai Imam Jazuli.

Menurutnya, metode yang tepat lebih penting dari sekadar materi. “Banyak hal mudah yang jadi rumit karena metode yang salah. Maka saya ubah metodenya,” ungkapnya.

0 Komentar