RADARCIREBON.ID – Dalam rangka meningkatkan wawasan di bidang pendidikan dan sains, Fakultas Pendidikan dan Sains (FPS) Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon menggelar seminar internasional bertajuk Cirebon International Conference on Education and Science (CICES) pada Selasa (8/7).
Kegiatan ini diikuti oleh 1.036 peserta, baik secara luring maupun daring, dari 10 negara.
Seminar internasional ini dilaksanakan di Gedung B Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon dan menjadi bukti keseriusan FPS UGJ dalam menjawab tantangan globalisasi dan memperluas jaringan akademik internasional.
Baca Juga:Protes Dua Dekade Tak Tersentuh Perbaikan, Warga Japura Kidul Blokade JalanRatusan Atlet Ikuti Liga Karate Dispora Cirebon 2025: Ajang Pemanasan BK Porprov Jabar
Dekan FPS, Dr Endang Herawan MM menyampaikan apresiasinya kepada Ketua Yayasan dan Rektor UGJ atas dukungan mereka terhadap terselenggaranya kegiatan ini.
Ia menilai seminar ini sebagai momentum besar bagi FPS untuk melangkah ke tingkat internasional.
“Ini seminar yang sangat spektakuler karena diikuti oleh 1.036 peserta dari 10 negara secara luring dan daring. Ini kerja luar biasa dari kami, sebagai bentuk kontribusi nyata dalam dunia pendidikan,” ujar Dr. Endang.
Ia menegaskan bahwa FPS harus mulai go international, dan penyelenggaraan CICES 2025 menjadi langkah awal yang konkret.
Sepuluh negara yang turut serta antara lain: India, Australia, Maroko, Thailand, Singapura, Madagaskar, Malaysia, dan Filipina.
Sementara itu, Rektor UGJ Prof Dr Achmad Faqih SP MM turut memberikan apresiasi atas pelaksanaan seminar ini.
Menurutnya, seminar internasional ini sejalan dengan visi UGJ sebagai perguruan tinggi bermartabat dan berwawasan global.
Baca Juga:Rp100 Ribu Dapat Baju dan Celana, Bekas Tapi BerkualitasDPUTR Membangun Infrastruktur Kota Cirebon
Apalagi, beberapa waktu lalu UGJ telah memperoleh akreditasi Unggul, yang menjadikannya salah satu kampus terdepan di wilayahnya.
“Dengan dukungan Ketua Yayasan, UGJ terus bergerak menuju arah global. Seminar ini juga menghadirkan guru besar dari Pakistan dan Australia, yang menjadi nilai tambah dari gelaran ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa UGJ kini sedang bermetamorfosis menjadi kampus berbasis digital, sehingga penguasaan teknologi informasi menjadi hal yang mutlak.
“Kami terus meningkatkan sumber daya manusia, termasuk mendorong para dosen untuk lebih mengenal dunia digital. Sarana dan prasarana juga kami siapkan untuk mendukung visi kampus digital yang berwawasan internasional,” tegasnya.