Di Arab Saudi, imbuhnya, memiliki 2 musim: musim panas dan musim dingin. Mei sampai Oktober musim panas. Saat musim panas, jelasnya, bisa sampai 45 derajat celcius. Sementara di sisi lain, tingkat kelembaban rendah. “Jadi sudah kering, juga panas. Banyak orang Indonesia di sana bibir pecah-pecah, kulit kering,” ungkapnya.
Musim dingin di Madinah, pada Desember, Januari dan Februari. Saat musim dingin, jelasnya, bisa sampai 5 derajat. Sangat menusuk di tubuh. Saat musim ibadah haji, banyak yang bisa dilakukan mahasiswa di Arab Saudi. Gus Yusuf bilang, selain mereka yang memilih berangkat haji, juga ada yang memilih pulang ke negara asal. Libur musim haji selama 2 minggu.
“Kalau haji ada 2, secara mandiri atau ikut bantu-bantu di travel atau KBIH. Tapi tidak semua begitu, kembali ke masing-masing mahasiswa. Ada yang (memilih) dakwah, ada yang lebih suka menyendiri,” pungkas Gus Yusuf. (ade)