Dapur MBG Gegesik dan Arjawinangun Beroperasi Mulai 14 Juli 2025

dapur mbg arjawinangun
Dapur MBG di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, siap beroperasi.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Cirebon mempercepat pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dari total target 20 dapur, lima siap beroperasi.

Person in Charge (PIC) Program MBG Kadin Kabupaten Cirebon Dr Surnita Sandi Winata SE MM mengatakan sudah ada dua dapur yang siap beroperasi untuk MBG di Desa Gegesik Kidul, Kecamatan Gegesik, dan Desa/Kecamatan Arjawinangun.

Sementara itu, tiga dapur lainnya, yakni di Kelurahan Watubelah Kecamatan Sumber, Desa Kepuh Kecamatan Palimanan, dan Desa Grogol Kecamatan Gunungjati, masih dalam tahap persiapan sarana dan prasarana. Untuk ketiga dapur ini ditargetkan mulai beroperasi paling lambat Agustus.

Baca Juga:Ramai-ramai Daftar KI Kota Cirebon: Ada Eks Ketua DPRD hingga Pensiunan KadisSPMB 2025: Ada 46 SMP Negeri di Kabupaten Cirebon Kekurangan Siswa

“Yang sudah final untuk beroperasi baru di dua kecamatan, yakni Desa Gegesik Kidul dan Desa Arjawinangun. Dan paket MBG mulai didistribusikan, Senin 14 Juli 2025 bertepatan dengan tahun ajaran baru sekolah,” kata Sandi, sapaan akrabnya, Kamis (10/7/2025).

Dari total 20 titik SPPG, sebanyak 15 titik lainnya kini tengah menuntaskan proses administrasi dan penentuan lokasi. Setelah itu akan dilakukan survei oleh Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan kelayakan operasional. Sandi menjelaskan, anggaran MBG dari BGN sebesar Rp500 juta per dapur per bulan saat ini sudah cair. Mekanismenya berbeda dengan sebelumnya yang mengharuskan sistem talangan dan klaim. Kini, BGN langsung menyalurkan dana di muka, yang kemudian digunakan berdasarkan kebutuhan riil setiap dapur.

“Setiap kepala dapur mengajukan kebutuhan operasional untuk 10 hari ke depan. Besar kecilnya dana disesuaikan dengan jumlah penerima manfaat. Pembayarannya pun melalui virtual account agar lebih transparan,” jelasnya.

Sebagai gambaran, untuk dapur MBG di Arjawinangun, kebutuhan masak mencapai sekitar 3.800 porsi per hari. Penerima manfaatnya terdiri dari balita, ibu menyusui, pelajar TK, SD, SMP, hingga SMA.

Ia menegaskan, dana Rp500 juta per dapur tidak sepenuhnya langsung dihabiskan. Jika ada sisa, maka akan dikembalikan secara otomatis. “Pencairannya pun berbasis nota penjualan harian, sehingga aman dan meminimalisir penyalahgunaan. Sistem virtual account ini membuat dana tidak bisa ditarik sekaligus,” bebernya.

0 Komentar