SMK Swasta di Cirebon Menjerit Hanya Dapat 2 Siswa, Imbas Kebijakan KDM

smk swasta di cirebon tak dapat siswa
Ari Nurrahmat, Kepala SMK Cipto sekaligus Ketua Forum SMK Swasta Kota Cirebon. Foto: cecep nacepi-radar cirebon.
0 Komentar

Pihaknya sebagai sekolah swasta menerima peraturan yang ada. Tapi alangkah baiknya, Gubernur Jawa Barat yang ingin membantu Potensi Anak Putus Sekolah (PAPS), anak diserahkan ke swasta dan dibantu oleh gubernur.

“Kalau seperti ini kenyataan, supaya sebar saja PAPS ke sekolah swasta, nanti dibantu gubernur. Jadi kan enak, semua itu rata. Jangan sampai muncul pengangguran baru karena banyak sekolah yang kekurangan murid. Bahkan tak dapat murid akhirnya tutup operasionalnya,” terangnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh SMK Veteran Kota Cirebon yang hanya mendapat 11 murid baru. Jumlah tersebut juga turun drastis dibandingkan tahun 2024 silam yang mendapatkan 30 siswa.

Baca Juga:Dapur MBG Gegesik dan Arjawinangun Beroperasi Mulai 14 Juli 2025Cerita Gus Yusuf Pilih Lanjut Kuliah di Madinah: Cari Ilmu Sekaligus Ngalap Berkah

“Di SMK Veteran kita dapat 11 murid baru. Ya kita syukuri meskipun sangat jauh dari yang kita inginkan. Ke depan dampaknya sangat besar terhadap guru dan staf,” kata Kepala SMK Veteran Kota Cirebon Wahyu Hidayat.

Kata Wahyu, salah satu sebab minat siswa melanjutkan ke SMK swasta turun adalah kebijakan Gubernur Jawa Barat KDM yang memaksimalkan 50 siswa per rombel. Sehingga, sekolah negeri yang dalam satu angkatan biasanya menerima 500 siswa, kini bisa menerima 700 siswa.

“Ini sangat mempengaruhi. Misalkan, lulusan SMP di Kota Cirebon ada 5.000 yang diterima, kemudian daya tampung SMA Negeri bertambah menjadi 5.000 juga, ya habis. Ini seperti menyedot rizki sekolah swasta,” tuturnya.

Ia meminta kepada pemerintah agar lebih bijak pada sekolah swasta yang kecil. Ia mengatakan sekolah yang mereka kelola merupakan sekolah yang murah dengan menyasar masyarakat bawah. Pembayaran bisa dicicil. Jadi pihaknya berharap kepada pemerintah agar siswa yang potensi anak putus sekolah disebar ke sekolah swasta.

“Syukur-syukur dari pemerintah bisa berbagi siswa demi menyelamatkan anak bangsa. Jangan sampai ada yang putus sekolah, kenapa tidak dikasihkan ke swasta. Jangan sampai ada guru sekolah swasta yang dirumahkan yang tidak bekerja lagi, akhirnya banyak korban. Kami hanya bisa menerima apa yang terjadi,” tandasnya. (cep)

0 Komentar