RADARCIREBON.ID – Kinerja keuangan Provinsi Jawa Barat selama tahun 2024 sangat mengagumkan. Didukung olen pertumbuhan ekonomi yang naik, kinerja keuangannya pun ikut surplus.
Surplusnya juga sangat besar, yakni mencapai Rp 28,79 triliuan. Pertumbuhan yang membuat provinsi ini menjadi jawara secara nasional dalam hal kinerja keuangan.
Namun, berbeda dengan semester pertama tahun 2025. Selama 6 bulan Jawa Barat dipimpin oleh Gubernur Dedi Mulyadi, kinerja keuangannya justru minus.
Baca Juga:Jangan Hanya Al Ihsan, KDM Ditantang Ganti Nama RS Santo Borromeus, Biar Lebih NyundaOle Romeny Cedera Dilanggar Paulinho Moccelin, Warganet Marah
Selama triwulan kedua 2025, dari pendapatan maupun belanja, semuanya minus. Dari sisi pendapatan daerah, minus 4,3 persen. Kemudian dari belanja daerah juga minus 6,7 persen.
Tentu ini menjadi catatan khusus bagi sosok yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) tersebut. Sebab, apa yang selalu digembar-gemborkan soal kinerja, tak sesuai dengan kenyataan.
Provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak ini, dilihat dari laporan pendapatan dan belanja justru terpuruk. Bukan saja minus, posisi sebagai yang terbaik di Indonesia, disalip Jogjakarta dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada Januari 2025, ada laporan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Jawa Barat sampai dengan 31 Desember 2024. Laporan tersebut disampaikan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN) Jawa Barat, Tugas Agus Priyo Waluyo.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat selama 2024 tumbuh positif sebesar 4,91 persen. Kontribusi tertinggi PDRB Lapangan Usaha dari Industri Pengolahan sebesar 41,87 persen.
Dari sisi PDRB Pengeluaran, kontributor tertinggi berasal dari Konsumsi Rumah Tangga sebesar 65,53 persen. Sementara Konsumsi Pemerintah berkontribusi sebesar 4,68 persen.
Inflasi domestik di Jawa Barat bulan Desember tetap terjaga, sebesar 1,64 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,33. Penyumbang utama inflasi diantaranya Emas Perhiasan, Beras, Sigaret Kretek Mesin, Kopi Bubuk, dan Minyak Goreng.
Baca Juga:Evaluasi Kinerja Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jabar, Pengelolaan Keuangan MinusTahukah kamu, Ternyata 80 Persen Topik Debat Itu, Tak Perlu Didebatkan
Indeks Pembangunan Manusia Jawa Barat sebesar 74,92. Tingkat Kemiskinan sebesar 7,08 persen, dengan Gini Ratio sebesar 0,428.
Nilai Tukar Petani (NTP) di bulan Desember 2024 naik menjadi 111,71 sedangkan Nilai Tukar Nelayan (NTN) turun menjadi 110,23.
Pada Desember 2024, Neraca Perdagangan Jawa Barat surplus di angka USD 2,11 miliar. Dengan nilai Ekspor USD 3,21 miliar, sementara Impor sebesar USD 1,10 miliar.
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Jawa Barat sampai dengan 31 Desember 2024 kembali mencatatkan surplus sebesar Rp28,79 triliun.