Haji 2025 Tuntas: Ini Data Jamaah Indonesia yang Wafat, Kata Kemenag Jumlahnya Turun

Haji 2025
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi Mohammad Imran. Foto: Kemenag-Radar Cirebon.
0 Komentar

MADINAH, RADARCIREBON.ID- Pelaksanaan haji 2025 berakhir, ditandai dengan kepulangan Kloter KJT 28 ke Tanah Air pada Jumat, 10 Juli 2025.

Dengan begitu, operasional layanan kesehatan jamaah haji Indonesia 1446 H/2025 M di Arab Saudi kuga berakhir.

Ya, kepulangan Kloter KJT 28 sekaligus menutup fase operasional Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Daerah Kerja Madinah.

Baca Juga:Di Hadapan Pimpinan KPK, KDM Tandatangan Komitmen Anti KorupsiAda Bantuan Rp100 Juta untuk Masjid, Apa Syaratnya? Simak Penjelasan Kemenag 

Hal tersebut seperti disampaikan Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi Mohammad Imran dalam sambutannya pada seremoni penutupan KKHI di Madinah, Jumat (10/7/2025).

“Hari ini adalah penutupan KKHI Daerah Kerja Madinah. Dengan demikian, seluruh pelayanan kesehatan haji Indonesia di Arab Saudi resmi berhenti beroperasi,” ujar Mohammad Imran.

Capaian positif turut mengiringi berakhirnya layanan kesehatan haji 2025.

Jumlah jamaah haji Indonesia yang wafat tahun ini tercatat lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

“Berdasarkan data Siskohatkes per 10 Juli 2025 pukul 16.00 WAS, tercatat 446 jamaah wafat. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2024 yang mencatat 461 jamaah wafat,” ungkap Imran.

Hal ini, menurut Mohammad Imran, menjadi salah satu pencapaian penting yang patut disyukuri.

“Artinya, upaya preventif dan penanganan yang dilakukan selama haji menunjukkan hasil yang baik,” imbuhnya.

Sementara itu, selama 70 hari masa operasional haji, total 1.710 jamaah dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), dengan diagnosis terbanyak adalah pneumonia, diabetes melitus, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Baca Juga:Yuk Jajal Kuliner Cirebon saat Weekend, Ini 8 Lokasi Kuliner yang Selalu Ramai Dikunjungi OrangMendagri Sebut KDM Kalah karena Jabar Turun Peringkat Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah

Pelayanan kefarmasian juga tercatat mencapai 12.396 layanan, dengan penggunaan obat tertinggi adalah tablet flu dan batuk kombinasi.

Sementara itu, untuk KKHI Madinah selama operasionalnya telah memberikan layanan kepada 241 jemaah, baik untuk rawat jalan maupun rawat inap.

Tiga penyakit terbanyak yang ditangani di KKHI adalah pneumonia, hipertensi, dan diabetes melitus.

Walaupun layanan KKHI telah resmi ditutup, tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan akan tetap melakukan kunjungan (visitasi) terhadap 43 jamaah yang masih menjalani perawatan di RSAS hingga seluruh tim kembali ke Indonesia.

Tahun ini, pelayanan kesehatan haji dihadapkan pada sejumlah tantangan, terutama terkait penyesuaian terhadap kebijakan baru dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi.

Salah satunya adalah keterbatasan izin operasional KKHI yang hanya mencakup layanan rawat jalan serta pembatasan jumlah klinik sektor.

0 Komentar