Ashmore berpendapat, secara keseluruhan, ketidakpastian kebijakan AS saat ini meningkat tajam, sementara volatilitas belum tercermin secara penuh di pasar saham maupun obligasi AS.
Seiring meningkatnya ketidakpastian, investor global dapat mulai melihat celah di pasar AS dan melanjutkan diversifikasi portofolionya.
Selain itu, menurut Ashmore, ancaman kenaikan tarif ini turut memicu ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga The Fed akan tertunda. Ekspektasi terbaru memperkirakan satu pemangkasan pada Oktober dan satu lagi pada Desember.
Baca Juga:Kebijakan KDM Makan Korban, Akibat Penutupan Galian C, Sejumlah Proyek TertundaBeredar Undangan Pengajian Jelang Pernikahan Anak KDM, Bakal Besanan dengan Kapolda Metro Jaya
Oleh karena itu, data inflasi pekan depan akan menjadi kunci untuk menentukan ekspektasi menjelang pertemuan The Fed di akhir Juli.
Di dalam negeri, saham Indonesia mengalami reli pada pekan ini setelah aksi jual pada pekan sebelumnya. Reli saham didukung oleh pandangan yang lebih optimistis.
Hal ini terkait kemungkinan penurunan suku bunga BI yang tetap dapat dilakukan secara independen dari keputusan The Fed. Seperti disampaikan oleh pihak Bank Indonesia. Hal ini mengindikasikan pemangkasan lanjutan.
Dalam kondisi saat ini, tetap merekomendasikan diversifikasi pada aset likuid. Seperti saham dengan fundamental kuat dan obligasi pemerintah.