Melihat kondisi ini, kami memberikan beberapa rekomendasi konkret. Kami mendorong Mas Coy untuk meningkatkan promosi melalui media sosial dengan membuat konten yang lebih variatif, seperti video proses pembuatan Nasi Jamblang, testimoni pelanggan, serta mengikuti tren kuliner lokal yang sedang berkembang.
Selain itu, kami juga mendorong pemanfaatan platform digital seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, terutama generasi muda yang terbiasa dengan layanan pesan antar.
Harapannya, penguatan strategi pemasaran ini dapat meningkatkan daya saing Nasi Jamblang Mas Coy, memperluas pasar, dan menarik minat generasi muda untuk lebih mengenal serta mencintai kuliner tradisional khas daerahnya.
Baca Juga:Kebijakan KDM Makan Korban, Akibat Penutupan Galian C, Sejumlah Proyek TertundaBeredar Undangan Pengajian Jelang Pernikahan Anak KDM, Bakal Besanan dengan Kapolda Metro Jaya
Selain pemasaran, kami juga fokus pada pengelolaan keuangan. Berdasarkan temuan analisis kami, pelaku usaha Nasi Jamblang Mas Coy belum menerapkan sistem pencatatan keuangan yang terstruktur. Ini menyulitkan mereka dalam memantau secara akurat profitabilitas serta biaya operasional yang dikeluarkan.
“Dulu saya cuma nyatat pemasukan dan pengeluaran secara umum aja, kadang malah cuma diinget-inget tanpa ditulis. Jadi susah deh kalau mau cek detailnya,” ungkap Mas Coy.
Melalui analisis dan edukasi yang intensif, kami membantu Mas Coy memahami cara menyusun laporan arus kas, laporan laba rugi, dan menghitung Harga Pokok Produksi (HPP).
Dengan pencatatan yang lebih baik dan terstruktur ini, Mas Coy kini dapat mengelola keuangan usahanya secara lebih efektif dan membuka peluang pengembangan usaha secara berkelanjutan.
Kemudian, kami juga mengamati aspek Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Kriteria perekrutan karyawan di Nasi Jamblang Mas Coy masih dilakukan secara informal, yaitu dari mulut ke mulut.
Pelatihan pegawai dilakukan secara langsung di tempat kerja, biasanya langsung diawasi oleh Mas Coy sendiri. Mereka diajarkan keterampilan dasar seperti memasak, menjaga kebersihan dapur, serta melayani pelanggan dengan sopan dan cepat.
“Kinerja karyawan kami sejauh ini baik,” kata Mas Coy.
Setiap karyawan memiliki tugas masing-masing: ada yang melayani pelanggan untuk mengambilkan nasi atau lauk, ada yang membuatkan minuman, ada yang membereskan piring atau gelas kotor, dan ada juga yang bertugas memasak di dapur.