Minat Calon Ahli Gizi Meningkat

Ratusan calon ahli gizi
MEMBELUDAK: Ratusan calon ahli gizi berkumpul setelah dinyatakan diterima di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kampus Cirebon. FOTO: CECEP NACEPI/RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Minat siswa untuk menjadi ahli gizi tercatat mengalami peningkatan signifikan. Kenaikan ini didorong oleh program pemerintah terkait Makan Bergizi Gratis (MBG), yang secara langsung meningkatkan kebutuhan tenaga ahli gizi di Indonesia.

Berdasarkan data dari Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kampus Cirebon, tercatat sebanyak 736 siswa mendaftar untuk menjadi calon ahli gizi.

Namun, hanya 101 siswa yang diterima untuk melanjutkan pendidikan di program studi tersebut.

Baca Juga:HUT ke-79 Bhayangkara, Polresta Cirebon Bedah Rumah Warga Lebih Bagus dan Layak HuniFPS UGJ Cirebon Gelar Konferensi Internasional, Diikuti 10 Negara

Kepala Program Studi Gizi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Dr Hj Wiwit Estuti STP MSi menjelaskan bahwa jumlah peminat program studi gizi terus meningkat setiap tahun. Banyak lulusan SMA yang kini menaruh minat tinggi untuk menjadi ahli gizi.

“Peningkatan ini berkaitan erat dengan program MBG yang dicanangkan pemerintah. Melalui Badan Gizi Nasional, para ahli gizi dibutuhkan untuk merancang hingga mengawasi pemberian makanan bergizi gratis, agar program dapat berjalan dengan baik,” terangnya.

Wiwit mencatat bahwa pada tahun 2024, jumlah pendaftar melalui jalur rapor, mandiri, dan reguler mencapai sekitar 700 orang, dengan hanya 83 siswa yang diterima. Namun, pada tahun 2025 ini, jumlah pendaftar meningkat menjadi 736 orang, sementara kuota penerimaan juga bertambah menjadi 101 siswa.

“Kebutuhan kami bertambah, sehingga yang kami terima pun meningkat menjadi 101 orang. Ini cukup untuk membentuk dua kelas. Diharapkan dalam tiga tahun ke depan, akan lahir lebih banyak lulusan ahli gizi atau SDM di bidang gizi,” ungkapnya.

Wiwit menambahkan bahwa Program D3 Gizi Kampus Cirebon memiliki visi untuk menghasilkan nutrisionis yang unggul, berjiwa nutripreneurship, dan berbasis pangan serta budaya lokal, dalam upaya pencegahan masalah gizi.

“Salah satu kontribusi kami terhadap program MBG adalah menyiapkan makanan yang sehat, bergizi, seimbang, dan layak dikonsumsi anak-anak—khususnya di Kota Cirebon dan umumnya di seluruh Indonesia. Semoga program studi D3 Gizi ini benar-benar mampu mendukung program pemerintah secara menyeluruh,” pungkasnya. (cep)

0 Komentar