Cirebon Atis Pisan, Apakah Ini Fenomena Aphelion atau Monsun Australia?

suhu udara cirebon
Suhu udara di Cirebon dan sekitarnya relatif lebih sejuk dari biasanya.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – “Pada kerasa bli lur? Cirebon atis pisan,” komentar seseorang di status media sosialnya. Artinya: terasa tidak, jika Cirebon dingin sekali.

Ya, komentar itu mewakili kondisi suhu udara yang dirasakan masyarakat Cirebon, dalam beberapa hari terakhir ini.

Suhu di Cirebon dan sekitarnya memang lumayan lebih dingin, tidak seperti biasanya. Bahkan suhu dingin kota di pantai utara Jawa Barat tersebut, sampai 23 derajat Celcius.

Baca Juga:Cara Orang Kaya Ngakali Pajak, Trik Yang Jarang Diketahui Banyak OrangInfrastruktur dan Energi Catat Kinerja Terbaik, Bitcoin dan Batu Bara Juga Turut Melesat

Suhu dingin bukan saja terjadi di malam hari. Di siang hari pun kondisinya tidak terlalu panas. Padahal biasanya suhunya sangat menyengat.

Bahkan daerah lain, seperti Kuningan dan Majalengka lebih dingin lagi. Kedua wilayah itu dinginnya bisa 16 hingga 17 derajat Celcius.

Lalu ada apa mengapa Cirebon dan sekitarnya tiba-tiba dingin? Apakah terkait dengan fenomena Aphelon. Fenomena atau kondisi saat bumi berada pada titik terjauh dari matahari?

Atau apakah penyebab suhu dingin itu akibat fenomena angin monsun Australia yang kering? Akibatnya terjadi penurunan suhu di Pulau Jawa pada umumnya.

Ternyata ini jawaban dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) soal fenomena suhu dingin yang melanda Cirebon. Juga hampir seluruh wilayah Pulau Jawa dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut BMKG, suhu dingin ini disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor meteorologis. Salah satunya adalah angin monsun Australia yang kering sehingga menurunkan suhu di Pulau Jawa.

Selain itu, BMKG juga menegaskan fenomena ini berbeda dengan Aphelion. Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG.

Baca Juga:Kebijakan KDM Makan Korban, Akibat Penutupan Galian C, Sejumlah Proyek TertundaBeredar Undangan Pengajian Jelang Pernikahan Anak KDM, Bakal Besanan dengan Kapolda Metro Jaya

Salah satu faktor utama penyebab suhu dingin adalah angin monsun Australia. Angin ini bersifat kering dan membawa udara dingin dari Benua Australia menuju wilayah Indonesia. Terutama di bagian selatan khatulistiwa, termasuk Pulau Jawa.

Udara kering yang dibawa oleh monsun Australia menyebabkan suhu udara terasa lebih dingin, terutama pada malam hari. Selain itu, kadar uap air yang rendah di udara juga menyebabkan siang hari tidak terasa sepanas biasanya.

Sebab kedua suhu dingin adalah karena langit yang cerah pada malam hari. Kondisi ini mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer. Akibatnya, suhu permukaan bumi mengalami penurunan signifikan pada dini hari.

0 Komentar