Dewan Pendidikan Sebut KDM Langgar Aturan, Kebijakan 50 Siswa Per Kelas Tidak Efektif

satu kelas 50 siswa tak efektif
Ketua Dewan Pendidikan Kota Cirebon Hediyana Yusuf. Foto: istimewa-radar cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID- Dewan Pendidikan Kota Cirebon menyesalkan kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) menambah jumlah rombongan belajar menjadi 50 siswa. Dianggap tidak efektif dan menabrak aturan di atasnya.

“Kalau jumlah siswa over, (kurikulum) tidak akan mungkin bisa tercapai. Artinya, tujuan kurikulum, mungkin agak berat, menjadi beban untuk guru menjelaskan. Karena siswanya terlalu banyak,” kata Ketua Dewan Pendidikan Kota Cirebon H Hediyana Yusuf, Senin (14/7/2025).

Ia menambahkan, bahwa jumlah maksimal 36 siswa dalam satu rombel sudah melalui proses kajian. Dan hasil kajian itu, kata Hediyana, tak bisa dikesampingkan begitu saja dengan hasil yang bukan kajian seperti kebijakan Gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) tersebut.

Baca Juga:SMK Swasta di Cirebon Terpaksa Tutup, KDM Jangan Hadir di Sekolah Negeri SajaPemulangan Jenazah PMI asal Cirebon Dikawal Langsung Wakil Walikota

Hediyana menambahkan, bahwa niatan KDM di dunia pendidikan sudah bagus. Sangat responsif. Hanya saja, katanya, respons tersebut tidak diikuti dengan aturan di atasnya. Juga, imbuh dia, belum melalui koordinasi dengan Dewan Pendidikan, sebagai mitra Gubernur dalam pelayanan pendidikan. Baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota. “Bukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan, kalau Dinas Pendidikan itu kan bawahannya, pasti akan menurut apa kata Gubernur saja,” ucapnya.

Dewan Pendidikan, jelas Hediyana, terbuka untuk diajak diskusi. Memberikan masukan, berdasarkan hasil aspirasi dari para pihak. “Jadi Dewan Pendidikan, khususnya saya secara pribadi, tidak mendukung dengan pola seperti itu,” tukasnya.

Ia menyesalkan sekolah swasta tidak dilibatkan dalam program Penanggulangan Anak Putus Sekolah (PAPS). Sehingga yang terjadi seperti saat ini. Banyak sekolah swasta kekurangan siswa.

Ia menambahkan, petaka bagi sekolah swasta setiap tahun semakin kentara. Tutupnya sejumlah sekolah swasta, semakin terbuka kemungkinan diikuti sekolah swasta lain.

Seperti diketahui, tahun ajaran baru 2025/2026 dimulai hari ini, Senin (14/7/2025). Saat bersamaan, SMK-SMK swasta di Kota Cirebon mengalami situasi yang tidak menggemberikan karena jumlah siswa baru menurun secara drastis. Bahkan, ada SMK swasta yang terancam tutup.

Turunnya jumlah siswa baru pada tahun ini terbilang cukup signifikan. Forum SMK Swasta Kota Cirebon menyebut salah satu penyebabnya adalah kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) yang membolehkan satu kelas atau rombongan belajar (rombel) SMA/SMK Negeri diisi 50 siswa.

0 Komentar