RADARCIREBON.ID – Ada tulisan menarik dari Ngopidiyyah soal penyelewengan proyek negara. Tulisan di media sosial Facebook tersebut diberi judul: 2 Menit Kuliah Singkat; Bongkar Proyek Palsu Negara.
Dalam tulisan itu, Ngopidiyyah mencoba membongkar modus penyelewengan proyek negara dari berbagai sisi. Dilihat dari sisi administrasi, proyek negara tersebut tampak sah. Namun pada hakekatnya proyek itu penuh dengan kepalsuan dan manipulasi.
Bahkan akun tersebut juga memberikan banyak contoh soal proyek negara rasa mafia itu. Disertai dengan modus-modus yang dilakukan oleh para pelakunya.
Baca Juga:Investasi Perak, Emas Kedua yang Menjanjikan, Begini Untung RuginyaTrik Licik Cuci Uang, Cara Ubah Yang Haram Jadi 'Halal'
Ngopidiyyah pun memberikan banyak contoh. Misalnya di sebuah desa, jalan aspal baru dibangun dua tahun lalu. Mulus. Tak ada lubang dan tidak mengganggu. Anak-anak sering bermain sepeda sore di situ. Juga motor bisa ngebut tanpa waswas.
Tiba-tiba, datang alat berat. Jalan dibongkar. Diaspal ulang. Warga pun bertanya ke mandor proyek: “Pak, ini kenapa dibangun lagi? Jalannya masih bagus”.
Jawaban sang mandor pun diplomatis. “Ini program dari atas. Kami cuma ngerjain aja. Anggarannya sudah turun.” Dan warga pun cuma bisa diam.
Ada lagi contoh yang kedua. Pernah melihat proyek jalan baru, belum setahun udah retak? Saluran air baru dibangun, 2 minggu kemudian mampet? Atau bangunan sekolah yang anggarannya miliaran, tapi temboknya kayak bekas kontrakan?
Secara kasat mata, ini proyek resmi. Ada plang anggaran. Ada logo kementerian. Ada pejabat yang datang memakai batik, foto peresmian. Ada pula wartawan lokal meliput. Semua tampak sah. Semua tampak baik-baik saja.
Padahal, di balik itu semua, yang dikejar bukan hasil, tapi legalitas pencairan. Yang penting ada dokumen. Ada tanda tangan. Ada SK penunjukan. Ada dokumentasi. Dan akhirnya, uang pemerintah bisa keluar secara hitam di atas putih.
Kenapa harus resmi? Karena mereka membutuhkan legalitas untuk mengambil uang rakyat. Pencurian modern hari ini, tidak memakai topeng dan senjata. Cukup menggunakan stempel, nota dinas, dan dokumen laporan.
Baca Juga:Apakah Investasi Perak Menguntungkan? Simak Cara Berinvestasi Bagi PemulaMengenal Perak, Logam Mulia yang Terlupakan
Setelah semua berkas rapi, uang negara dicairkan dengan tenang. Seolah untuk pembangunan. Padahal untuk pembagian jatah kekuasaan. Dan di sinilah mengapa disebut “Proyek Negara, Rasa Mafia”.