Dijelaskan Sekhurohman, direksi dari tiga BUMD yang diusulkan merger, sudah sempat ngobrol. Prinsipnya, masing-masing menilai bahwa merger ini bisa menjadi solusi untuk pengembangan usaha. “Tadi sempet ngobrol tiga direktur. Tetapi itu kan tetap keputusan ada di tangan Pak Walikota sebagai KPM. Kalau dari sisi perbincangan kami, itu (merger, red) lebih bagus,” kata Sekhurohman.
Di tempat yang sama, Direktur Perumda Farmasi Ciremai, Emirzal Hamdani juga mengamini yang disampaikan oleh Sekhurohman. “Saya ikut yang lain, ikut bersemangat,” ucap Emirzal.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Pembangunan (PDP) Panji Amiarsa menilai usulan yang disampaikan pada rapat bersama itu memang menjadi usulan yang harus diperhitungkan dengan matang. Pasalnya, tindaklanjut dari usulan merger tersebut ke depan akan melibatkan lembaga pemerintahan, juga melalui proses yang panjang. “Gagasan yang memang masih pribadi, tapi nanti harus diputuskan secara kelembagaan, kesepakatan eksekutif legislatif. Bagus juga itu,” ungkap Panji.
Baca Juga:Ini Dia Kandidat Sekda Kabupaten Cirebon, Siapa yang Lebih Diunggulkan?Biaya Perjalanan Dinas Kepala Daerah di Cirebon Habis, Tiap Pekan Ada Saja Agenda Luar Kota
Lebih jauh, Panji menilai, pengembangan usaha dari masing-masing BUMD harus terus dilakukan. Namun apakah merger ini menjadi pilihan, atau salahsatu pilihan saja, perlu dilakukan kajian. “Karena memang, dengan perkembangan bisnis saat ini, dan juga berbasis kajian kebutuhan daerah, kalau itu menjadi bagian yang lebih baik, merupakan keniscayaan, dan menjadi kekuatan ke depan,” jelas Panji.
Namun secara umum, Panji mendukung jika ke depan usul merger ini ditindak lanjuti dengan pembahasan dan kajian-kajian. “Kalau ke depan dibahas dan ditindaklanjuti, ini termasuk bagian yang saya setujui. Tapi melihat hasil kajian kebutuhan daerahnya seperti apa nanti,” kata Panji.
BISA MERGER ATAU BUBAR SAJA
Sementara itu, rencana merger tiga BUMD milik Pemkot Cirebon itu mendapatkan dukungan dari kalangan akademisi. Seperti disampaikan Dr Editya Nurdiana MSi, akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Swadaya Gunung Jati. Kata Editya, wacana merger sejumlah BUMD adalah kabar baik ketika hari ini tak maksimal menyumbang PAD.
“Fenomena BUMD yang tidak pernah sehat, saya kira bukan hanya kali ini saja, tapi sudah dari dulu. Banyak hal yang membuat kenapa BUMD itu tidak pernah sehat. Salah satunya adalah karena ada kepentingan politis sehingga tidak bisa dipisahkan dengan unsur bisnisnya,” kata pria yang akrab disapa Edit itu kepada Radar Cirebon, Minggu Malam (20/7/2025).