Ada Tradisi di Premier League Yang Bakal Dihapus, Berikut Informasinya!

tradisi berlutut liga inggris
Kesebelasan Timnas Perempuan Inggris pada ajang Euro 2025. --FOTO: Instagram/@lionesses
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Ada kabar terbaru dari Premier League. Gara-garanya datang dari tim nasional wanita Inggris, Lionesses. Kabar ini adalah pertimbangan menghentikan tradisi berlutut sebelum kick-off pertandingan di Premier League

Rencana tersebut muncul setelah keputusan para pemain Lionesses untuk tidak lagi melakukan gestur tersebut selama ajang Euro 2025, yang sedang berlangsung.

Seperti diketahui, tradisi berlutut pertama kali dilakukan di Premier League pada Juni 2020 sebagai bentuk solidaritas terhadap gerakan Black Lives Matter.

Baca Juga:Jadi Kapolres, AKBP Ari Setyawan Wibowo Sukses Ungkap Sejumlah Kasus Pidana dan Amankan Pilkada IndramayuAKBP Ari Setyawan Wibowo Berhasil Ungkap Sejumlah Kasus Tindak Pidana dan Amankan Pilkada Indramayu

Aksi tersebut kemudian menjadi simbol penolakan terhadap rasisme di lingkungan sepak bola Inggris. Tetapi, dalam beberapa musim terakhir, penggunaan gestur ini mulai dikurangi.

Premier League hanya menerapkan pada pertandingan-pertandingan tertentu, termasuk pekan pembukaan, pekan penutupan, dan selama kampanye “No Room For Racism”.

Di tengah wacana tersebut, berbagai organisasi anti-diskriminasi turut menyuarakan pandangannya. Kick It Out dan PFA menyatakan terbuka terhadap pendekatan baru.

Sementara organisasi internasional seperti Fare menilai bahwa gesture berlutut masih memiliki makna kuat dalam perjuangan melawan rasisme. Meski demikian, keputusan akhir akan menyesuaikan dengan hasil diskusi internal klub dan liga.

“Gerakan berlutut adalah tindakan anti rasis yang kuat dan Lionesses Inggris telah menunjukan kepemimpinan di seluruh Eropa dalam melakukannya begitu lama. Tindakan yang kuat dibutuhkan saat ini untuk menangani masalah yang sedang terjadi,” ucap direktur eksekutif Fare, Piara Power dikutip The Guardian (23/7).

Keputusan Lionesses untuk tidak lagi berlutut didasari oleh peristiwa yang dialami bek tim, Jess Carter, yang menjadi sasaran pelecehan rasial selama Euro 2025. Setelah insiden tersebut, para pemain berdiskusi dan sepakat untuk menghentikan aksi simbolik itu.

Sejauh ini, Premier League belum mengumumkan keputusan resmi, dan evaluasi terhadap efektivitas gesture simbolik terus dilakukan sebagai bagian dari komitmen untuk menciptakan lingkungan sepak bola yang inklusif dan bebas dari diskriminasi. (*)

0 Komentar