Tagar ‘Kabur Aja Dulu’ Bikin Prabowo Marah, Inilah Akun yang Pertama Kali Memposting

Presiden Prabowo Subianto
SOAL PENJAJAH: Presiden Prabowo Subianto mengeklaim negara Belanda merampas 31 triliun US Dolar atau sekitar Rp 504 ribu triliun selama menjajah RI, berbicara saat acara Indo Defence 2024 di JIExpo Jakarta, Rabu (11/6/2025). Foto: Ist/Kemhan 
0 Komentar

Ternyata tagar itu sudah dimulai sejak 2 September 2023 oleh @lynxluna. Kemudian diteruskan oleh akun-akun: @bepituLaz, @aria_ghora, @lwastuargo, @adith_wp, @oshinyil, dan @godconawe.

Kalau dilihat trend dan cuitan, mereka ini merespon cuitan @imrenagi. “Jadi kelihatan tagar #KaburAjaDulu ini lahir dari circle tech bro ini. Jadi kalau ada brain drain ke luar negeri buat #KaburAjaDulu, sudah tahu kan siapa yang mulai?” jelas Ismail.

Jika dilihat dari Social Network Analitic (SNA) tagar “Kabur Aja Dulu”, pada dua bulan awal, yakni pada September dan Oktober 2023, terlihat peta SNA untuk relasi retweet dan mention.

Baca Juga:Momen Lesti Kejora dan Sammy Simorangkir Diminta Hakim MK Suhartoyo Menyanyi di Sidang Uji Materi UU Hak CiptaGaji Rp 5 Juta Sebulan, Punya Anak-Isteri dan Bisa Nabung, Bagaimana Caranya?

Pusat network akun @imrenagi dimention secara direct oleh @lynxluna, @bepituLaz, @lwastuargo, @pebruwantoro, dan @re_try19.

Sementara SNA tagar itu secara all time bisa dilihat dari 1 September 2023 hingga 8 Febebruato 2025. Ada beberapa top influencer yang turut meramaikan hingga menjadi perhatian media, seperti televisi akhir-akhir ini.

Ada @hrdbacot, @berlianidris, @IndoWorkAbroad, @SumitroYoel, @rohalus__, @rocaf0rt, @girikuncoro, @primawansatrio, @txtdarisugab, dan @petrabarus.

Apa yang mereka bicarakan jika dikelompokkan ke dalam isu positif dan isu negatif.

Daftar isu positif antara lain peluang kerja yang lebih baik di luar negeri. Pengalaman hidup yang beragam dan memperkaya. Kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru.

Juga adanya dukungan komunitas untuk calon imigran. Diskusi terbuka mengenai peluang dan tantangan di luar negeri. Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan pengembangan diri. Inisiatif untuk berbagi informasi tentang lowongan kerja.

Selain itu ada motivasi untuk meningkatkan kualitas hidup. Kesempatan untuk menjalin jaringan internasional. Adanya program beasiswa dan dukungan untuk studi di luar negeri.

Baca Juga:Indramayu Disiapkan Jadi Sentra Pertanian Berbasis Industri ModernEO Bakal Jadi 'Tumbal' Syukuran Berujung Maut Anak KDM, Segera Digarap Polda Jabar

Jika dilihat dari daftar isu negatif, antara soal ketidakpastian ekonomi di negara tujuan imigrasi. Biaya relokasi yang tinggi dan sulit dijangkau. Risiko kehilangan talenta terampil dari Indonesia. Persepsi negatif terhadap pemerintah dan kondisi di dalam negeri.

Juga kesulitan dalam beradaptasi dengan budaya baru. Proses imigrasi yang rumit dan memakan waktu. Stigma sosial terhadap mereka yang memilih untuk berimigrasi.

Selain itu soal potensi kesulitan dalam mendapatkan visa kerja. Perbedaan standar hidup yang dapat mengecewakan. Ketidakpastian mengenai masa depan di negara baru.

0 Komentar