“Lama-lama bangkrut. Itulah yang dirasakan operator seluler saat ini,” begitu akun tersebut menyontohkan.
Akun itu juga menyebutkan, jika OTT seperti WhatsApp itu merugikan. OTT atau Over The Top, merupakan aplikasi seperti WhatsApp, Telegram, dan Zoom.
Aplikasi itu merugikan karena mereka menggunakan infrastruktur operator seperti tower, internet dan backbone. Kemudian tidak membayar sepeserpun ke operator lokal,
Baca Juga:Momen Lesti Kejora dan Sammy Simorangkir Diminta Hakim MK Suhartoyo Menyanyi di Sidang Uji Materi UU Hak CiptaGaji Rp 5 Juta Sebulan, Punya Anak-Isteri dan Bisa Nabung, Bagaimana Caranya?
Selain itu juga mengambil untung dari data pengguna, seperti iklan dan analitik. Ditambah membuat orang berhenti membeli SMS dan pulsa untuk menelepon.
Singkatnya, memakai WhatsApp Call bisa menghemat uang. Di saat yang sama operator seluler akan kehilangan pendapatan. Tapi operator tetap harus keluar duit besar buat membangun infrastruktur.
Karenanya, pemerintah khawatir operator tidak bisa terus berkembang. Jikalau terus harus kalah dari aplikasi luar negeri, seperti WhatsApp.
Jika rencana pembatasan WhatsApp Call benar-benar diberlakukan, bentuknya bisa bermacam-macam. Bahkan sebagian sudah diterapkan di negara-negara lain. Bukan selalu soal “blokir total”, tapi bisa lebih halus dan tak kasatmata.
Bisa saja, WhatsApp Call tetap aktif, tapi kualitasnya turun drastis. Suara putus-putus, delay panjang, seperti sinyal buruk padahal kuota masih penuh. Ini disebut throttling, cara halus operator menurunkan kualitas layanan tanpa memblokir sepenuhnya.
Bisa juga dibuat model baru. Hanya bisa menelepon lewat WhatsApp jika berlangganan paket internet premium. Artinya, akses ke fitur dasar seperti VoIP atau voice over internet jadi eksklusif. Kalau tidak bayar lebih, WhatsApp hanya bisa untuk chat dan status.
Dalam versi ekstrem, akses ke WhatsApp Call bisa benar-benar dimatikan. Caranya lewat pengaturan teknis di jaringan seperti yang dilakukan beberapa negara-negqra Arab.
Baca Juga:Indramayu Disiapkan Jadi Sentra Pertanian Berbasis Industri ModernEO Bakal Jadi 'Tumbal' Syukuran Berujung Maut Anak KDM, Segera Digarap Polda Jabar
Tapi skenario yang lebih diplomatis adalah opsi keempat: WhatsApp dan OTT lain dikenakan kewajiban membayar ke operator. Jadi bukan pemerintah yang dibatasi, tapi aplikasinya yang diminta kontribusi atas penggunaan infrastruktur lokal.
Masalahnya, semua bentuk itu tetap mengandung risiko bagi pengguna. Mau dibungkus sehalus apapun, intinya sama: akses dibatasi, demi menjaga kantong segelintir pihak.