Sementara itu, Dinas Kesehatan juga mengalami penambahan satu bidang, sehingga naik dari Tipe B menjadi Tipe A.
“Nama bidangnya masih menunggu, nanti akan tercantum dalam Perwal,” jelasnya.
Terkait perubahan di tingkat kecamatan, menurut Agus, jabatan Sekmat yang saat ini dipegang oleh pejabat Eselon IV A, nantinya akan dijabat oleh Eselon III B.
Selain itu, akan ada penambahan satu Kasie di setiap kecamatan, meskipun nama atau jenis Kasie tersebut masih menunggu keputusan dari walikota.
Baca Juga:Percepat Layanan Perizinan di Cirebon, Hilmy Evaluasi MPP hingga Tarik PBG ke DPMPTSPTelkom Dukung Digitalisasi Pemkot Cirebon lewat OCA
Kepala Dinas Sosial Kota Cirebon, Dra Santi Rahayu MSi saat dikonfirmasi membenarkan bahwa akan ada penambahan bidang di instansinya. Bidang baru tersebut merupakan hasil pemecahan dari Bidang Linjamsos.
“Benar, Bidang Linjamsos akan dipecah menjadi dua bidang. Sementara Bidang Rehabilitasi Sosial tetap ada. Jadi totalnya nanti ada tiga bidang,” ujar Santi.
Ia menambahkan, dengan penambahan tersebut, status Dinas Sosial yang sebelumnya merupakan Dinas Tipe C akan naik menjadi Tipe B.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr Siti Maria Listiawati, saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui bidang apa yang akan ditambahkan.
“Belum tahu,” kata Maria singkat.
Namun demikian, Maria menjelaskan saat ini Dinkes memiliki tiga bidang: Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, dan Pencegahan serta Pengendalian Penyakit.
Ia menambahkan, meskipun jumlah penduduk Kota Cirebon tergolong kecil, namun layanan kesehatan yang diberikan banyak juga dimanfaatkan oleh warga dari luar daerah.
“Seperti di RSD Gunung Jati, sekitar 60 persen pasiennya berasal dari luar Kota Cirebon, dan hanya 40 persen warga kota. Hal serupa juga terjadi di puskesmas-puskesmas,” jelas Maria.
Baca Juga:Hari Anak Nasional, Wabup Cirebon Jigus Tegaskan Pentingnya Empati dan Gotong Royong Sejak KecilKapolresta Cirebon Bertemu Kuwu Se-Kecamatan Panguragan, Ini Pesan Kamtibmas yang Disampaikan
Ia juga menambahkan bahwa distribusi penyakit tidak hanya berasal dari warga kota, tetapi juga dari warga luar. Kenaikan tipe dinas ini, menurut Maria, didasarkan pada besarnya cakupan layanan.
“Contohnya saat masa pandemi Covid-19, Kota Cirebon cukup lama berada di zona merah karena banyak pasien dari daerah lain dirujuk ke RS Gunung Jati. Begitu juga dengan kasus gigitan ular berbisa dan penyakit lainnya, banyak pasien yang berasal dari luar kota,” tandasnya. (abd)