Kadishub Kota Cirebon Sebut Jukir Liar Sulit Dibina, Selalu Kabur

jukir liar di kota cirebon
Kadishub Kota Cirebon Andi Armawan. Foto: dok radar cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID- Juru parkir yang terdaftar di Dishub Kota Cirebon sekitar 420 orang. Mereka tersebar di 320 titik. Sesuai Peraturan Daerah (Perda), ada 12 parkir zona, 52 non zona, dan 2 parkir khusus di Selter Bima dan kawasan alun-alun.

Terkait jukir, Kadishub Kota Cirebon Andi Armawan mengatakan pihaknya selalu memberikan pembinaan kepada para jukir resmi. “Kalau jukir resmi kami, ada pembinaan. Tapi juru parkir liar, mereka tidak bisa dibina. Saat mau dibina mereka kabur. Karena mereka orang yang iseng jadi jukir,” katanya.

Untuk mengantisipasi parkir liar, terlebih yang menghambat lalu lintas, Andi mengatakan pihaknya sudah berkordinasi dengan satpam terdekat lokasi parkir liar ataupun kepolisian. “Seperti parkir liar di CSB (depan CSB, red), kita koordinasi terus dengan pihak sekuriti agar memantau. Kalau ada parkir liar agar ditegur atau menghubungi kami,” terang Andi, Jumat (25/7/2025).

Baca Juga:Walikota Cirebon Ingin Kembalikan Kawasan Stadion Bima sebagai Tempat OlahragaDikelola PD Pembangunan, Aset Pemkot Cirebon Kini Terbengkalai

Ia juga mengakui setiap tahun retribusi parkir di Kota Cirebon tidak pernah memenuhi target. “Tapi, tetap saja target itu dipasang Rp4,6 miliar. Seperti target tahun ini, tiba-tiba Rp4,6 miliar tanpa ada survei dan sebagaianya,” katanya.

Andi pun meminta untuk memberikan target harus melihat internal pihaknya. Selama ini, kata dia, anggaran untuk UPT Parkir hanya sekitar Rp200 juta. Namun, dalam peraturan daerah, juru parkir harus melengkapi sarana dan prasarananya. Kata Andi, harus ada solusi.

Misalnya untuk menentukan target PAD, ia meminta agar ada survei dari pihak yang punya kompetensi tentang pendapatan. Juga melibatkan unsur akademisi. Sehingga hasil survei valid dan dipertanggungjawabkan untuk menentukan target PAD dari parkir.

Ia mengatakan lembaga survei juga harus melihat kondisi UPT Parkir secara keseluruhan. Sehingga, keputusan survei secara independen dan kompeten, hasilnya bisa diterima. “Hasil survei apa, ya kami terima, berapa pun jumlah target untuk PAD, kita siap. Tapi dengan catatan potensi kami dan kajian itu dilakukan mereka (tim survei yang kompeten, red),” terangnya.

Ia menjelaskan, salah satu masalah yang menjadi penyebab tidak tercapainya target karena koordinator juru parkir pada satu ruas jalan hanya satu orang. Saat mereka sakit, tidak ada penggantinya. Ditambah lagi saat hujan dan koordinator jukir telat mengambil retribusi. Saat jukir telanjur pulang, koordinator tidak menerima retribusi.

0 Komentar