RADARCIREBON.ID – Kwik Kian Gie yang juga seorang ekonom dan politikus senior meninggal dunia pada hari Senin (28/7). Dia meninggal pukul 22.00 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan.
Mantan Menteri Koordinator atau Menko Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri era Presiden Ke-4 RI, Abdurrahman Wahid alias Gusdur, meninggal pada usia 90 tahun.
Disebutkan bahwa jenazah Kwik Kian Gie disemayamkan di Ruang A dan B Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat.
Baca Juga:Jemaah Umrah Bisa Gadai Emas Untuk PembayaranPrediksi Timnas Indonesia U23 vs Timnas Vietnam U23 di Final Piala AFF U23, Ini Pemain Pertama Yang Starter
Sejumlah tokoh publik pun turut menyampaikan duka cita kepada Kwik Kian Gie, mulai dari Sandiaga Uno hingga Mahfud MD.
Melalui akun X resminya, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyampaikan duka citanya.
Ia menilai Kwik merupakan sosok ekonom, pendidik dan mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran.
“Selamat jalan, Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati. Mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran. Yang berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri. Indonesia berduka,” kata Sandiaga.
Tak hanya Sandi, Eks Menteri ESDM, Sudirman Said menyampaikan duka cita atas meninggalnya mantan Menko Ekonomi era Gusdur.
Menurutnya, tahun-tahun belakangan ini, banyak pihak menjadi saksi, satu per satu penyuara nurani dan kewarasan dipanggil pulang.
“Innalillahi wa innailaihi rajiun. Selama jalan Pak Kwik Kian Gie. Semoga husnul khatimaah, disambutempat terbaik di sisi Tuhan YMK, sesuai amal baik semasa hidup,” kata Sudirman Said dalam akun X yang dikutip Selasa (29/7).
Baca Juga:Mauro Zijlstra Selangkah Lagi Jadi Pemain Timnas Indonesia Untuk Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026Final Piala AFF U23: Timnas Vietnam U23 vs Timnas Indonesia U23 Gunakan VAR, Berikut Info Lengkapnya!
Dalam kenangannya, Kwik Kian merupakan sosok pendidik dan teladan bagi semua generasi. Menurutnya, Kwik adalah seorang yang memiliki keteguhan dan nyali untuk menyuarakan kebenaran.
Ia berharap semoga terus tumbuh generasi baru yang punya keteguhan dan nyali untuk menyuarakan yang benar itu benar, dan yang batil itu batil.
Karena menurunya, negara dan bangsa yang kuat adalah yang mengalami tempaan diskursus publik untuk merumuskan rute terbaik bagi perjalanan menuju masa depan yang gemilang.
“Terima kasih Pak Kwik, telah dalam waktu panjang menjadi bagian diskursus itu. Menjadi pendidik dan teladan bagi kami semua generasi yang lebih muda. Pak Kwik adalah teladan yang tak pernah lelah mencintai Indonesia. Kita juga tak boleh lelah mencintai negeri ini,” ujarnya.