Angka Kemiskinan di Kota Cirebon Terus Menurun

Angka Kemiskinan di Kota Cirebon
Ilustrasi berita Angka Kemiskinan di Kota Cirebon Terus Menurun. Dokumen Radar Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Angka kemiskinan di Jawa Barat, termasuk Kota Cirebon, menunjukkan tren penurunan.

Meski data kemiskinan ekstrem terbaru belum dirilis secara resmi, sejumlah indikator menunjukkan perbaikan signifikan.

Kabid Linjamsos Dinsos Kota Cirebon, Agus Syahron, menyampaikan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di Jawa Barat turun dari 7,46% pada Maret 2024 menjadi 7,08% pada September 2024.

Baca Juga:Telkom Gandeng 5 Sekolah Percepat Digitalisasi PendidikanUNU Cirebon dan KemenP2MI Jalin Kerja Sama 

Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat tercatat sekitar 3,586 juta orang, sementara di Kota Cirebon mencapai 31.025 orang, berdasarkan kategori desil 1 (kelompok penduduk termiskin).

Namun, Agus menambahkan, data spesifik penurunan kemiskinan ekstrem di Kota Cirebon masih menunggu rilis resmi dari pusat.

Untuk itu, Pemkot Cirebon akan membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) yang terdiri dari lintas SKPD seperti Dinsos, Dinkes, Disdukcapil, DP3APPKB, dan lainnya.

Ketua Tim Statistik Sosial BPS Kota Cirebon, Jejen Priyatna, menjelaskan bahwa data kemiskinan dihitung melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang terakhir dilakukan Maret 2025.

Namun, untuk kategori kemiskinan ekstrem, kewenangan pengolahan dan rilis data berada di tangan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), meskipun tetap berbasis data Susenas.

Jejen menyebut, indikator kemiskinan ekstrem berbeda dengan data bansos yang menggunakan banyak indikator (14–21).

Penentuan garis kemiskinan ekstrem lebih fokus pada kemampuan memenuhi kebutuhan dasar dalam rupiah.

Baca Juga:Bupati Imron Apresiasi Roadshow KPK ke Kabupaten Cirebon Telkom Gelar IDL 2025 di Cirebon, Dorong Literasi Digital Guru

Di Kota Cirebon, angka kemiskinan terakhir tahun 2024 berada di angka 9,02%, turun dari 9,16% pada 2023. Sebelumnya, pada puncak pandemi Covid-19, angka kemiskinan sempat naik hingga 10,3% pada 2021.

Setelah pandemi mereda, tren mulai membaik: 2019: 8,41% (sebelum pandemi), 2020: 9,52%, 2021: 10,3%, 2022: 9,82%, 2023: 9,16% dan 2024: 9,02%.

Jejen menjelaskan, penurunan ini disebabkan oleh pulihnya aktivitas ekonomi pasca-Covid, di mana masyarakat kembali mendapatkan penghasilan secara normal.

Selama pandemi, banyak pekerja—terutama swasta—dirumahkan atau menerima potongan gaji, sehingga pengeluaran meningkat sementara pendapatan menurun.

Ia menambahkan, tidak seperti daerah industri lain, Kota Cirebon tidak mengalami fenomena PHK massal. Bahkan, dari Agustus 2024 hingga 2025, terjadi deflasi dan penurunan tingkat pengangguran terbuka yang turut memengaruhi penurunan angka kemiskinan.

Mengenai prediksi angka kemiskinan 2025, Jejen menyatakan hal tersebut merupakan kewenangan BPS RI. “Kami menunggu hasil resmi. Tapi trennya menunjukkan perbaikan,” pungkasnya. (abd)

0 Komentar