RADARCIREBON.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC) menghadirkan solusi kreatif kepada warga dalam pengelolaan limbah rumah tangga. Bisa menjadi produk bernilai ekonomis dan menghasilkan cuan.
Melalui program unggulan di Desa Mayung, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, mereka mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci piring yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
Kelompok 45 KKN UINSSC tak hanya fokus pada proses produksi, tapi juga menggandeng warga, khususnya ibu-ibu, dalam pelatihan pengolahan limbah jelantah.
Baca Juga:Telkom Gandeng 5 Sekolah Percepat Digitalisasi PendidikanUNU Cirebon dan KemenP2MI Jalin Kerja Sama
Program ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendorong pola hidup berkelanjutan di tingkat rumah tangga.
Penanggung jawab program, Eva Zakiyah menjelaskan, minyak jelantah yang dibuang sembarangan, terutama ke saluran air, dapat mencemari tanah dan merusak ekosistem.
Dalam pelatihan, mahasiswa memperkenalkan cara sederhana dan aman untuk mengolah minyak bekas tersebut menjadi sabun cuci piring yang bisa digunakan kembali.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan kesadaran bahwa limbah rumah tangga memiliki potensi ekonomi dan dapat menjadi solusi lingkungan jika dikelola dengan benar,” kata Eva.
Para peserta pelatihan mendapatkan pengetahuan dasar mengenai bahaya limbah jelantah, proses kimia pembuatan sabun, hingga pengenalan bahan-bahan seperti KOH, MES air, dan pewangi alami.
Tak sekadar teori, mereka juga diajak langsung mempraktikkan proses pembuatan sabun dengan bimbingan mahasiswa.
Ketua Kelompok 45 KKN UINSSC, Sulhan Ari Rohadin menambahkan, pelatihan ini bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat.
Baca Juga:Bupati Imron Apresiasi Roadshow KPK ke Kabupaten Cirebon Telkom Gelar IDL 2025 di Cirebon, Dorong Literasi Digital Guru
“Kami ingin hadir sebagai bagian dari masyarakat, belajar dan bertumbuh bersama. Ini tentang membangun pola pikir baru bahwa pengelolaan limbah bukanlah hal sepele,” jelas Sulhan.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari Kepala Desa Mayung, Sued. Ia mengapresiasi semangat dan kontribusi mahasiswa dalam mendorong budaya peduli lingkungan di desanya.
“Pelatihan seperti ini sangat positif. Kami berharap kesadaran terhadap lingkungan dapat terus berkembang dan ditularkan kepada generasi berikutnya,” ujar Sued. (awr)