Tanda-tanda Bakal Longsor, Terdeteksi Sebelum Tol Cisumdawu Dibangun

tol Cisumdawu longsor
Longsor di Tol Cisundawu Km 177, sudah terdeteksi sebelum jalan bebas hambatan tersebut dibangun. Foto: Yuda Sanjaya - RADARCIREBON.ID
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Ternyata gerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Tol Cisumdawu Km 177, sudah terdeteksi sebelum jalan bebas hambatan tersebut dibangun.

Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, tanah bergerak tersebut sudah terdeteksi pada tahun 2017. Tanda-tanda bergerak ketika itu, terlihat di area perkebunan, jalan arteri dan rumah penduduk.

Sekarang ini, tanah bergerak tersebut sudah mulai mengancam jalan tol yang melintasi Kabupaten Sumedang itu. Tepatnya di Km 177 yang secara geografis terletak pada koordinat 6.844456° LS dan 107.874619° BT.

Baca Juga:Gelombang Tsunami Rusia Sudah Sampai Jepang, BMKG: Sampai di Indonesia Pukul 14.52 WITAGempa Bumi Rusia, BMKG Prediksi Tsunami sampai ke Indonesia Pukul 14.52 WITA

Setelah tahun 2017, kejadian pergerakan tanah kemudian terus meluas. Pada tahun 2021, gerakan tanah berkembang ke bagian atas lereng.

Perluasan tanah bergerak tersebut diketahui setelah ada pemotongan lereng untuk pembangunan jalan tol.

Baru pada Mei 2025, gerakan tanah berkembang kembali dengan ditandai amblasan yang cukup intensif. Terutama setelah terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang cukup lama.

Tipe gerakan tanah tersebut, menurut Badan Geologi merupakan rayapan. Terutama pada zona seluas 7,36 ha dengan panjang 340 meter dan lebar maksimal 275 meter.

Retakan tanah tersebut, tampak melintang seperti tapal kuda pada lereng tersebut. Juga, terlihat pada gawir mahkota telah mengalami penurunan 1,35 – 1,65 meter.

Tipe ini bergerak lambat namun berulang. Selain itu berpotensi berkembang menjadi tipe deep seated landslide dengan bidang gelincir melengkung (rotational landslide).

Gerakan tanah ini diawali dengan retakan pada permukaan tanah, badan jalan, dan bangunan dinding penahan. Dengan lebar retakan 5-30 cm, panjang 5-140 m, dan kedalaman 1-2 m.

Baca Juga:Dampak Gempa Kamchatka Rusia, 10 Pesisir di Indonesia Berpotensi Tsunami Mulai Pukul 14.20 WITATarif Impor 19 Persen AS untuk Produk Indonesia, Ibarat Jalan Tol Gratis versus Jalan Biasa Berbayar

Hal itulah tang menyebabkan ruas jalan tol tersebut rusak. Terutama di sepanjang 193 meter di kedua ruas jalan. Baik dari arah Kota Bandung maupun Sumedang Kota.

Berdasarkan data penyelidikan lapangan dan hasil analisis digital elevation model (DEM) dari drone lidar, pada bagian lereng tengah mengalami amblas. Beberapa pile dan Dinding Penahan Tanah (DPT) pecah atau mengalami kerusakan.

Sementara itu, di bagian bawah lereng atau bagian lajur jalan tol telah mengalami kenaikan/bulging sekitar 20-50 cm. Karenanya pihak pengelola tol, PT CKJT, melakukan pengerukan dan perataan jalan.

0 Komentar