Keretakan tanah tersebut, bukan saja membahayakan pengguna jalan tol, tapi juga masyarakat sekitar. Terutama bagi rumah yang jaraknya cukup dekat dengan mahkota longsor.
Wajar jika Badan Geologi Kementerian ESDM merekomendasikan perlunya dilakukan langkah-langkah mitigasi struktural. Tujuannya untuk mengantisipasi pergerakan tanah di Tol Cisumdawu Km 177.
Bencana tanah longsor tersebut tepatnya di Dusun Bojongtotor, Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Apalagi longsoran tersebut meluas dan terus berkembang.
Baca Juga:Gelombang Tsunami Rusia Sudah Sampai Jepang, BMKG: Sampai di Indonesia Pukul 14.52 WITAGempa Bumi Rusia, BMKG Prediksi Tsunami sampai ke Indonesia Pukul 14.52 WITA
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengungkapkan langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan.
Pertama, pembenahan sistem drainase bawah permukaan. Seperti dewatering (pore water pressure reduction) atau subsurface-geodrain drainage atau deep well.
Tujuannya guna mengurangi tekanan pori dalam tubuh lereng. Kemudian juga perbaikan sistem drainase pada permukaan lereng (surface drain).
Di bagian lereng, kata Wafid, juga perlu dilakukan perbaikan penguatan. Dimulai dari memastikan pondasi bore pile tertanam hingga di bawah bidang gelincir untuk memberikan tahanan maksimal.
Kemudian, merekomendasikan untuk dilakukannya perbaikan dan perkuatan tembok penahan yang rusak. Lalu melakukan revegetasi guna mengurangi erosi dan infiltrasi air permukaan.
“Lalu dilakukan pemantauan terus, baik menggunakan pendekatan peralatan geodetik dan geoteknik, secara seketika (realtime) untuk memantau apabila terjadi deformasi permukaan maupun bawah permukaan sebagai sarana peringatan dini (early warning system) bagi warga sekitar lereng dan pengguna jalan tol,” katanya.
Kemudian, melakukan penilaian kemantapan lereng kembali. Caranya dengan menambahkan model infiltrasi air dan kegempaan.
Baca Juga:Dampak Gempa Kamchatka Rusia, 10 Pesisir di Indonesia Berpotensi Tsunami Mulai Pukul 14.20 WITATarif Impor 19 Persen AS untuk Produk Indonesia, Ibarat Jalan Tol Gratis versus Jalan Biasa Berbayar
Hal itu dilakukan guna mengetahui kemantapan lereng secara keseluruhan. Juga untuk memastikan keamanan lereng jangka panjang.
Dan melakukan evaluasi lereng secara berkala untuk mengidentifikasi zona potensi pergerakan tanah dan penanganan daruratnya.
“Jika upaya mitigasi struktural sudah dilakukan dan kondisi pergerakan tanah masih berlanjut/berkembang, perlu dilakukan pemindahan permukiman pada lereng bagian atas dan jalur transportasi kendaraan,” ujarnya.