Imbas Kebijakan KDM, Fakta SMA Negeri di Cirebon: Kelas Sesak, Fasilitas Kipas Angin

kelas sesak fasilitas sma negeri di Cirebon kipas angin
Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMAN 9 Cirebon dengan jumlah maksimal hingga 48 siswa per rombel. Foto diambil saat aktivitas KBM pada Kamis (31/7/2025). Foto: ade gustiana-radar cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Satu rombongan belajar (rombel) di SMAN 9 Cirebon maksimal hingga 48 siswa, dari yang sebelumnya 36. Kondisi ini memicu rasa tidak nyaman bagi siswa atau guru.

Terutama siang hari. Suhu ruangan meningkat. Kondisi itu juga terjadi di SMA Negeri lainnya, imbas kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi (KDM) yang membolehkan 50 siswa dalam satu rombel.

Pengadaan pendingin ruangan (AC) sudah direncanakan Disdik Provinsi Jawa Barat. Ini juga sesuai janji Gubernur KDM. Pendataan pengadaan AC pun sudah berjalan.

Baca Juga:Kaki Siswi MA di Cirebon Nyangkut di Pagar Sekolah, Petugas Damkar pun Turun TanganGAPITT Kecewa Bupati Cirebon Tetap Ikut KDM yang Larang Study Tour

Dan, salah satu sekolah yang akan menerima AC adalah SMAN 9 Cirebon yang berlokasi di Jalan Pramuka, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti.

Wakasek Kurikulum SMAN 9 Cirebon, Sofian, tidak memungkiri bahwa di antara kendala pembelajaran dengan jumlah siswa yang lebih banyak, adalah suhu ruangan. “Apalagi belajar di siang hari, panas sekali. Alhamdulillah dari Disdik (Jabar) sudah melakukan pendataan di SMAN 9 Cirebon, berupa pengadaan AC untuk kenyamanan siswa saat belajar,” terang guru Pendidikan Pancasila tersebut kepada Radar Cirebon di sekolah setempat, Kamis (31/7/2025).

Terkait jumlah unit AC, Sofian belum bisa memastikan. Namun idealnya, kata dia, sebanyak 2 unit di setiap ruangan. Diprioritaskan bagi siswa kelas X atau siswa baru karena jumlah siswa di setiap rombel yang lebih banyak. “Harapannya kendala yang dihadapi terutama masalah cuaca, bisa teratasi dan anak-anak nyaman dalam proses pembelajaran,” tuturnya.

Pantauan Radar Cirebon di 3 ruang kelas siswa kelas X, setiap ruangan difasilitasi 2 kipas angin. Pun, kata Sofian, di kelas-kelas lain. Karena jumlah siswa lebih banyak, otomatis ruang kelas lebih sempit. Dibanding kelas XI atau XII sekolah dengan 10 rombongan belajar di setiap tingkatannya itu.

Namun, kata Sofian, itu tidak menjadi kendala yang berarti. Pembelajaran secara langsung masih bisa dilakukan secara proporsional. “Kursi, meja, juga masih cukup. Tidak ada yang duduk di bawah atau seperti apa. Ruang untuk mereka bergerak, masih ada, masih memungkinkan,” jelas Sofian.

Kursi dan meja yang digunakan variatif. Ada yang menggunakan kursi dan meja tunggal. Artinya, satu meja dan kursi untuk satu siswa. Namun ada juga yang masih menggunakan meja kayu. Di mana, satu meja kayu persegi panjang untuk 2 siswa.

0 Komentar