Habis Rp15 Miliar, Pesona Alun-alun Pataraksa Kian Memudar

kondisi alun-alun pataraksa
Kondisi Alun-alun Pataraksa pada Senin, 5 Agustus 2025. Foto: khoirul anwarudin-radar cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID- 10 November 2023, Bupati Cirebon Imron MAg meresmikan Alun-alun Pataraksa. Saat itu, Imron mengatakan alun-alun yang menghabiskan anggaran dari provinsi sebesar Rp15 miliar itu menjadi ikon baru Kabupaten Cirebon.

Tapi kini, pesona Alun-alun Pataraksa kian memudar. Rumput liar tumbuh tanpa arah. Sejumlah fasilitas tampak rusak dan terkesan tak terawat. Lampu-lampu taman pun banyak yang tak berfungsi dengan semestinya.

Area terbuka di jantung pemerintahan Kabupaten Cirebon ini sejatinya menjadi ruang terbuka yang menyatukan masyarakat. Di sinilah warga berolahraga, bersantai, hingga beragam kegiatan sosial. Namun kini, tak lagi merefleksikan semangat kebersamaan.

Baca Juga:Staf PDAM Kota Cirebon Embat Uang Rp3,7 Miliar, Dipakai Trading hingga JudolAda OTT Terkait Gedung Setda Kota Cirebon? Ini Jawaban Kasi Intel Kejaksaan: Hoax

Sejumlah fasilitas terlihat rusak. Pagar pembatas mulai berkarat. Fasilitas wahana permainan anak yang keropos dan usang, serta bangku taman yang tak lagi nyaman diduduki. Kesan kumuh semakin terasa oleh sampah yang kerap tak tertangani.

Situasi ini diperparah oleh minimnya pencahayaan pada malam hari. Kawasan berubah menjadi ruang yang senyap dan gelap. Membuat sebagian pengunjung merasa enggan lagi untuk datang. Kondisi ini telah berlangsung sejak runtuhnya dua gapura utama alun-alun pada Januari 2024. Sejak saat itu, perawatan menyeluruh belum terlihat lagi dilakukan pemerintah.

Masyarakat yang biasa memanfaatkan alun-alun merasa kehilangan kenyamanan. “Kalau pas sore, biasanya masih banyak orang, tapi kalau sudah malam, suasananya gelap dan agak menyeramkan,” kata Laili, warga Sumber, Kabupaten Cirebon, yang ditemui pada Selasa (5/8/2025).

Laili yang kerap datang bersama dengan anak-anak dan suami itu merasa Alun-alun Pataraksa tak lagi nyaman seperti saat awal-awal diresmikan. Saat itu, ia kerap datang dengan penuh semangat, lantaran tersedia beragam wahana permainan anak.

Suasana yang ramai berpadu dengan keceriaan anak-anak jadi pemandangan yang mengesankan. Ditambah saat itu, belum banyak fasilitas yang rusak dan berfungsi maksimal. “Kalau sekarang agak bingung juga menikmati apa. Paling cuma buat jalan-jalan sore aja,” katanya.

Tak hanya soal estetika, minimnya penerangan juga memicu kekhawatiran akan potensi tindakan kriminal. Banyak pengunjung seperti Laili yang kini memilih lokasi lain untuk beraktivitas di malam hari. Lebih lanjut, ia berharap Pemerintah Kabupaten Cirebon segera melakukan langkah nyata. Bukan sekadar tambal sulam, tetapi perawatan yang menyeluruh dan berkelanjutan.

0 Komentar