CIREBON-Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Drs Ronianto SPd MM membenarkan, efisiensi anggaran di Dinas Pendidikan tahun 2026 mendatang sebesar Rp7 miliar.
Dari seluruh SKPD, kata Ronianto, Dinas Pendidikan (Disdik) paling besar terkena pemangkasan anggaran.
“Wajar kita paling besar (dipangkas), karena alokasi anggaran paling besar dari APBD, ya Dinas Pendidikan,” ujar pria yang akrab disapa Roni itu.
Baca Juga:Pastikan Ketersediaan Air bagi Petani Aman, KTNA Gencar Tinjau Sawah di IndramayuInilah Jajaran Pemain Real Madrid yang Masuk Nominasi Ballon d’Or 2025
Menurutnya, efisiensi anggaran itu diambil dari kegiatan seremonial, kegiatan fisik untuk ruang kelas yang masih layak dan jenis kegiatan lainnya.
“Setelah disisir lagi, akhirnya dialihkan ke program yang prioritas yakni, infrastruktur jalan,” katanya.
Ia pun memastikan tidak ada kegiatan yang terganggu dari efisiensi anggaran. Hanya saja, kegiatan yang di efisiensi itu ditunda dan dialokasikan kembali di tahun berikutnya.
“Jadi saya pastikan efisiensi anggaan tidak menggangu stabilitas kegiatan yang telah dirancang sebelumnya,” tukasnya.
Sementara itu, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Cirebon batal membeli Alat Pelindung Diri (APD) di tahun anggaran 2026 mendatang.
Pembatalan itu bukan tanpa alasan. Terjadi efisiensi anggaran. Dialihkan ke program prioritas pemerintah. Infrastruktur jalan.
Kepala Disdamkarmat Kabupaten Cirebon, Drs Dadang Suhendra MSi mengatakan, efisiensi bukan hanya terjadi di Disdamkarmat, seluruh kegiatan non prioritas di SKPD lainnya juga di pangkas.
Baca Juga:Pastikan Warga dapat Layanan Adminduk dengan Layanan Jemput Bola bagi Penyandang DisabilitasRatusan 'Warga Senior' Antusias Ikuti Gowes Sehat Peringatan HUT ke-63 PWRI
“Kami terkena efisiensi anggaran Rp500 juta. Kecil. Tidak seperti SKPD lainnya. Yang angkanya di atas Rp1 miliar. Tapi, semuanya komitmen ada pemangkasan anggaran untuk hal yang lebih prioritas. Perbaikan jalan,” kata Dadang kepada Radar Cirebon, Selasa (12/8).
Menurutnya, anggaran Rp500 juta yang dipangkas itu direncanakan untuk membeli 27 set APD rescue tahan api dan panas senilai Rp270 juta. Kemudian Rp30 juta diperuntukkan membeli satu unit motor trail dan Rp200 juta untuk layer alarm.
“Motor trail ini mulanya dirancang sebagai percepatan menuju TKP penyelamatan. Tapi karena terjadi efisensi anggaran. Tiga kegiatan itu dipending. Tidak masalah. Masih bisa dialokasikan di tahun berikutnya,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut Dadang, pihaknya akan mencari formula untuk memenuhi sarana prasarana penyelamatan diluar porsi APBD. “Kita akan berupaya di tengah efisensi anggaran,” ucapnya.