RADARCIREBON.ID – Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, menggelar Lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat kelurahan tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di halaman depan Kantor Kelurahan Kesenden, Rabu (13/8) lalu, dan diikuti dengan antusias tinggi oleh warga.
Tahun ini, jumlah peserta mengalami peningkatan signifikan hingga 100 persen dibanding tahun sebelumnya. Dari yang sebelumnya hanya 30 peserta, tahun ini tercatat 61 peserta yang turut berpartisipasi, bersaing menjadi yang terbaik dalam bidang keagamaan.
Lurah Kesenden, Ruliyanto, menyampaikan bahwa kegiatan MTQ ini merupakan yang kedua kali digelar pasca pandemi Covid-19. Tujuannya adalah sebagai wadah untuk menjaring bakat-bakat unggul, yang nantinya akan dibina dan dilombakan kembali di tingkat kecamatan, kota, bahkan nasional.
Baca Juga:Bupati Imron Pimpin Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk di Kabupaten CirebonJalan Ciremai Raya Kota Cirebon Sedang Diukur, Apakah Akan Segera Diperbaiki?
“Kita menggelar kegiatan ini untuk menjaring potensi terbaik yang ada di wilayah Kelurahan Kesenden. Alhamdulillah, tahun ini peserta meningkat hampir 100 persen. Dari sekitar 30 peserta tahun lalu, kini menjadi 61 peserta,” ujarnya.
Para peserta dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu kategori anak-anak, remaja, dan dewasa. Masing-masing kategori akan dipilih pemenangnya untuk mewakili Kelurahan Kesenden ke jenjang lomba berikutnya.
Ruliyanto menyebutkan, antusiasme warga menjadi indikasi bahwa Kelurahan Kesenden memiliki potensi besar di bidang keagamaan. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi sarana pembinaan karakter, khususnya bagi generasi muda agar terhindar dari pengaruh pergaulan negatif.
“Ini menjadi sinyal positif bahwa dari sisi keagamaan, warga kami bisa tampil. Harapannya, ini dapat membentengi generasi muda dari hal-hal negatif,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan MTQ ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kecintaan terhadap Alquran sejak usia dini, sekaligus memperkuat nilai-nilai keagamaan di masyarakat.
“Kami berharap dari pembinaan sejak dini, akan lahir pribadi-pribadi yang religius dan menjadi pejuang sejarah Islam di masa depan,” tambahnya.
Ruliyanto mencontohkan, salah satu peserta termuda yang mendaftar tahun ini berusia 10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan keagamaan di wilayahnya berjalan dengan baik dan menyentuh semua lapisan usia.
Baca Juga:Dari Rp6,2 Juta Jadi Rp65 Juta, Walikota Sangkal PBB Bukan Naik 1.000 PersenKota Cirebon Terancam Dikepung Banjir Rob, Diperkirakan Terjadi Pada 14–19 Agustus 2025
“Peserta termuda berusia 10 tahun, itu menandakan pembinaan kita dimulai dari usia paling dini,” tandasnya.