ADA YANG HANYA RP180 RIBU PER BULAN
Perlu diketahui, standar UMK Kota Cirebon tahun 2025 sebesar Rp2.697.685. Ironisnya, ada guru honorer yang menerima upah atau gaji jauh dari layak. Bahkan, ada yang Rp180 ribu per bulan.
Seperti Ki Supardan, guru SMK TKME (Taman Karya Madya Ekonomi), sebuah lembaga pendidikan di bawah Yayasan Perguruan Taman Siswa Cirebon. Ki Supardan sendiri mengajar pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam).
Dia mengajar selama 9 jam, di mana per jam dibayar Rp20 ribu. Berarti dalam sebulan hanya mendapatkan honor Rp180 ribu. “Ya segitu, honor saya sebulan hanya Rp180 ribu,” ujar Supardan kepada Radar Cirebon.
Baca Juga:Ahli K3: Baiknya Kosongkan Gedung Setda Kota CirebonBupati Cirebon Belum Berencana Menaikkan Tarif PBB
Supardan sendiri sebelumnya mendapatkan sertifikasi guru. Hanya saja, sejak beberapa waktu terakhir dirinya sudah tidak lagi mendapatkan sertifikasi guru karena usianya sudah di atas 60 tahun. Oleh Yayasan Perguruan Taman Siswa, ia tetap dikaryakan mengajar dan menerima honor Rp180 ribu. “Jadi sejak sertifikasi berhenti, honor saya ya hanya Rp180 ribu per bulan,” sambung Supardan.
Perlu diketahui, bagi yang sudah memiliki sertifikasi, penghasilannya sekitar Rp2 juta per bulan atau mendekati UMK. Kini, setelah sertifikasi berhenti, Supardan hanya menerima upah sebesar Rp180 ribu per bulan.
Hal senada diungkapkan Nurcholis Majid. Ia selama ini mengajar di lingkungan Perguruan Taman Siswa Cirebon. Selain mengajar, juga aktif sebagai pengurus di yayasan tersebut.
Di lingkungan Taman Siswa Cirebon, kata Nurcholis, masih ada guru honorer yang belum bersertifikasi. Seperti tingkatan SD ada 3 guru, tingkat SMA 3 guru yang belum bersertifikasi, dan SMK TKME (Taman Karya Madya Ekonomi) 2 guru. Sementara guru yang sudah bersertfikasi adalah tingkat SMP dan SMK TKMT (Taman Karya Madya Teknik).
Nurcholis menjelaskan, gaji atau honor yang diberikan Yayasan Perguruan Taman Siswa bervariasi. Ada juga yang Rp25 ribu per jam. “Kalau dihitung, honornya memang tidak sampai Rp500 ribu per bulan. Bahkan ada yang hanya Rp180 ribu,” ujar Nurcholis.
Walaupun honor atau gaji jauh dari ideal, Nurcholis mengatakan para guru senantiasa mensyukuri apa yang didapat. “Yayasan selalu memotivasi guru-guru untuk tetap ikhlas. Saat sekolah membutuhkan guru, kami tidak cari guru dari luar, tapi memberdayakan guru-guru yang ada,” paparnya.